Senin, 24 November 2014

Tentena Kota Dingin Di Pinggir Danau Poso

Pada suatu kesempatan ketika ada saudara yang hendak ke Tentena tuk menjemput saudaranya saya berkesempatan ikut, maka dimulailah perjalanan panjang ini. Tentena... seperti apakah kota ini. Lalu, apa saja yang menarik dengan kota ini ? Seperti kita ketahui bersama disekitar tahun 2000 lalu tempat ini paling sering kita dengar di media televisi. Yups, bener guys ! Apalagi kalau bukan peristiwa berdarah Poso.

Sudut Kota Tentena
Yuks guys, saya ajak kalian untuk explore kota kecil nan dingin ini.
Tentena dapat kita tempuh sekitar 6-7jam dari kota Palu. Untuk kondisi jalan sudah jangan khawatir. Yang jelas mulussss dan hot mix ciri khas jalan Trans Sulawesi. Kita akan melewati kota Poso yang menjadi pusat kerusuhan dan di beberapa tempat masih bisa kita lihat bekas bangunan rusak dan hangus terbakar sisa kerusuhan lalu.

Okey Guys... Bukan Poso yang kita bahas. Leave it ... but Tentena.
Begitu kaki menjejak di kota kecil ini udara dingin sudah menyapa menyusup tubuh, brrrrr.... Padahal hari masih pukul 04:30 sore. Kabut sudah turun dan menutupi kota ini. Sejauh mata memandang hanya putih disekeliling jarak pandang jadi terbatas.

Belakang rumah penduduk dibuat karamba ikan ... 

Ahhhh.... dingin lebih dingin dari kota Batu Malang menurutku. Lebih baik masuk aja ahhh ke dalam pikir ku mumpung tuan rumah sudah menyediakan kopi dan teh panas. Jajanan khas seperti pisgor dan ubi sudah ngebul di depan mata sayang tuk dilewatkan.

Santap malam pun tidak kalah seru kami disuguhi  ikan sugili jadi menu utamanya. Ikan sugili ??? Ikan apa geangan ??? Yah... sugili ini kalau di Jawa lebih dikenal dengan nama belut guys. Hahaha... Nggak nyangka ya ?  Yah cocok lah dengan selera saya. Apalagi sambal nya pas banget. Sambal rica rica asli sulawesi ! Nendangnya loooop :-)


Bersama seorang saudaraku
Letih lelah dingin telah menyeruak ke seluruh badan. Waktunya rebahkan diri. Nite all. Zzzz... Zzzzz....

Kukuruyuuukkk... suara kokok ayam menggema di pagi hari. Suara yang mungkin sudah jarang atau sudah nggak pernah lagi kalian dengar di kota kota besar. Mata masih berat tapi karena keinginan yang besar tuk explorer maka persiapan segera dimulai.

Mandi..... mandi.... Byyuuurrr..... Hadewwwww airnya....airnya.... gigit bingits ..bbrrrrrr....... Sudah ahh. Siang aja mandi ku pikir. Habis sarapan dan nge teh aku langsung cabut keluar. Busyet ... ! Masih kabut juga huff....  Di depan rumah kusapu pandangan. Kota ini ternyata dikelilingi pegunungan dan danau. Sedang rumah yang kami tempati persis disebelah Danau juga.

Ya, ternyata Tentena terletak diantara pegunungan  berbukit rendah dan persis berada dipinggir Danau Poso. Kebayangkan bagaimana suasananya, guys ? 
Mayoritas penduduk disini adalah petani dan nelayan dan satu lagi guys hampir 99,9% masyarakat disini adalah nasrani, ini mungkin akibat dari akibat kerusahan SARA di Poso lalu.   

Jembatan Tua Icon kota Tentena
Guys, saya ajak kalian untuk mengenal salah satu ikon kota ini yaitu Jembatan Tua yang kalau kita lihat secara fisiknya jembatan peninggalan kolonial Belanda ini dibuat sudah cukup lama dan lantainya semua terbuat dari papan papan tebal.

Coba aku melewati jembatan ini dari ujung sampai ke ujung lumayan jauh juga sekitar 110 meter. Jembatan ini berada diantara dua kelurahan yaitu Kelurahan Pamona dan Kelurahan Sangele. Dulu jembatan ini bisa dilewati kendaraan roda 2, tapi sekarang sudah dilarang karena kondisinya yang sudah cukup tua dan mungkin lebih dipakai untuk cagar budaya sehingga masih bisa dinikmati anak cucu kita berikutnya.

So guys, karena waktu ku disini cuma sehari dan cukup singkat hanya jemput saudara aku akhiri jalan jalan ku di kota Tentena ini. Nanti di lain waktu di jalan jalan berikutnya aku coba share lagi. Ciaooo...

2 komentar:

  1. suasana nya khas banget. sederhana dg hawa yg dingin, pas banget buat ngopi. apalagi, katanya, sulawesi jg terkenal dg kopinya yg khas

    BalasHapus
  2. Mas bro if you have a good change ... mreneo yoooo :-)

    BalasHapus