Jumat, 28 November 2014

The Soldier : SADIKIN

Lahir dalam keadaan yang tidak sempurna, Sadikin kecil punya banyak alasan untuk protes kepada orang tua dan bahkan kepada PenciptaNya. Tapi hal itu tidak pernah dilakukannya.

Menyadari kekurangan fisiknya,  bocah ini  lebih fokus kepada kelebihannya yang tidak dimiliki semua orang , karena dia memang beda dari aku, kamu dan kita semua.


Di kala teman-teman sebayanya masih sibuk bermain, Sadikin kecil sudah mengukir banyak prestasi di bidang  catur dan kruistik. Sebuah mesin tik kuno pemberian penguasa Orde Baru saat itu, Presiden Soeharto, merupakan salah satu saksi bisu kepiawaian seorang bocah berusia 11 tahun yang diterimanya di tahun 1978.

Memasuki usia remaja, Sadikin muda menyadari kelebihannya di dunia lukis.

Berbekal bakat yang ditemukannya di usia SMP itu, dan melihat kesempatan untuk mengembangkan dirinya terbentang luas bersama Yayasan Association of Mouth & Foot Printing Artist / AMFPA, sebuah organisasi untuk para pelukis dengan mulut dan kaki yang berasal dari Jerman, Sadikin tidak menunggu kesempatan datang untuk kedua kalinya ketika yayasan ini membuka pendaftaran anggota baru justru ketika masih terdaftar sebagai mahasiswa  semester III Fak Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Dan inilah titik balik kehidupan seorang Sadikin.

Kedua kakinya lincah menari di atas kanvas, tajam menusuk kalbu siapapun yang melihatnya, menorehkan kebanggaan di hati para pencinta dan pengagumnya.....

Berbagai pameran diikutinya, dalam dan luar negeri. Seminar mancanegara pun tidak dilewatinya. Puluhan pameran tunggal telah digelarnya.......


Dikenal sebagai pribadi yang menyenangkan, alumnus SMAK St. Maria Langsep Malang angkatan 86 ini nggak pernah kelihatan minder atau kikuk bergaul dan bercanda bersama rekan-rekannya.

Buat mereka, Sadikin bukan orang yang cacat, bukan orang yang perlu dikasihani dan menunggu bantuan mereka, bahkan untuk menyulut rokoknya sendiri.


Dia adalah seorang anggota masyarakat ...... seorang ayah.... seorang suami.... seorang kepala rumahtangga dengan semua beban dan tanggungjawabnya.....

Bersama Tiny, sahabat setianya, wanita yang melahirkan kedua orang putra nya, istri dan teman hidupnya, kekasih sekaligus manager nya yang setia hand in hand bersamanya .....

Dia ambil tanggungjawab itu ......
Dia berikan rasa bangga kepada mereka ......
Dia tanamkan keceriaan bersama orang-orang yang dicintainya.......


Jangan pernah menyerah pada keadaan - Sadikin Pard
Tetaplah berkarya, soldier.......
Bentangkan kanvasmu ......
Goreskan kuasmu.......
Ubahlah dunia dengan semangatmu.....


We love you, We support you.........




 



3 komentar: