Rabu, 31 Desember 2014

Nikmatnya secangkir kopi


Sungguh nyaman untuk tahu bahwa akhir pekan telah tiba.

Setelah bergelut dengan urusan2 bisnis seminggu penuh, bangun pagi pulang petang… akhirnya saat istirahat datang juga… Nikmat sekali duduk2 di teras rumah sambil minum secangkir kopi… mmm...yummy...

Secara garis besar, biji kopi dibagi menjadi 2 jenis: Arabica dan Robusta. Kopi Arabica memiliki kandungan kafein yang rendah sehingga rasanya smooth dan nyaman di lidah. Sebaliknya kopi Robusta dengan kandungan kafein yang tinggi membuat rasanya lebih pahit. 

Di Indonesia sendiri kopi ditanam sejak jaman Belanda dan sekarang negara kita termasuk produsen kopi dunia yang diperhitungkan.

Daerah penghasil kopi terbentang luas di Nusantara, mulai dari Aceh Gayo yang rasanya tidak terlalu kuat, Lintong, Mandailing yang lebih keras dan asam, juga kopi Lampung yang amat terkenal dengan kopi Luwaknya.  Terus di Jawa ada kopi Sumedang, Muntilan sampai kopi Dampit di sekitaran Malang. Daerah lain yang terkenal adalah Bali, Toraja, Flores dan Papua.

Masing2 daerah menghasilkan kopi yang memiliki cita rasa unik, sesuai dengan bibit yang digunakan, sifat kimiawi tanah tempat tanaman itu tumbuh, cuaca setempat, cara pengolahan pasca panen dan lain sebagainya.

Para peminum kopi yang terlatih dapat merasakan aroma tanah, buah, arang, caramel, dan lain sebagainya. Pokoknya gak kalah lah komplexitas cita rasanya dengan wine…
 
Bagi para die hard penikmat, kopi bukanlah hanya secangkir minuman bewarna coklat kehitaman… namun ada ritual2 yang dilakukan agar minuman ini terasa lebih gimana getooo… 
Kopi bukannya hanya dibeli dalam kemasan yang dijual di warung2 ataupun kopi instant. Namun kopi pilihan yang jelas asal-usulnya. 

Pour Over method dengan V60
Sebaiknya kopi dibeli dan disimpan masih dalam bentuk biji yang sudah disangrai. Soalnya jika sudah digiling, kopi akan mudah menyerap kelembaban sehingga rasanya akan hilang.

Kopi digiling seperlunya hanya sesaat sebelum diseduh untuk memaksimalkan rasa yang dihasilkan. Selain itu kita dapat melihat kualitas biji itu sendiri dari bentuk, keutuhan biji, warna, kematangan sangrai, dll.

Untuk penyeduhan, berbagai cara bisa dilakukan.

Mulai dari kopi tubruk, pakai alat espresso, mesin kopi, alat seduh manual, saringan, sampai mesin kopi otomatis yang harganya puluhan juta.

Yang pasti, air seduhan harus benar2 mendidih agar rasa kopi dapat keluar dengan sebaik-baiknya. 

Mesin kopi otomatis Saeco
Penulis sendiri menyeduh kopi dengan berbagai cara sesuai mood yang ada.

Bisa langsung dicampur dengan air mendidih untuk membuat kopi tubruk.

Kadang bikin espresso.. ataupun seduh manual dengan metode Pour Over dan alat V60 yang katanya sih dipakai barista tingkat internasional.

Kalau dikantor ada mesin kopi otomatis Saeco siap menemani lembur yang bisa bikin espresso, cappuccino, ataupun macchiato dengan sentuhan satu tombol saja.


Di Malang sendiri ada beberapa toko tradisional yang menjual kopi dalam bentuk biji.

Yang menurut penulis paling enak ada di toko Candi Agung yang terletak di pojok jalan Kyai Tamin dan Halmahera. Toko ini menawarkan house blend yang terbuat dari campuran kopi Dampit dan Timor. Rasanya mantap bangetz namun tidak asam. Menjadikannya teman yang asik untuk begadang ataupun sambil membaca koran atau ngemil di depan tv... Kalau minum kopi ini ya prens ditanggung mata melek terusss... kalau gak ya kebangeten kamunya....

Saat ini banyak cafĂ© yang bermunculan menawarkan berbagai macam kopi, black atau white, pure atau flavoured, panas ataupun dingin.

Namun untuk penulis, memilih biji kopi yang baik, membeli dari berbagai sumber, menggiling dan menyeduh kopi sendiri masih memberikan kenikmatan yang tak terkira… Hmmmm... harumnya kopi yang baru aku bikin..... Mau coba?





6 komentar: