Jumat, 20 Maret 2015

The Soldier : Sam Yudi

Badannya cukup tinggi dan proporsional. Wajahnya pun tergolong ganteng. Sepintas mirip aktor Korea. Ingat ya, sepintas...! Sebab kalau duapintas malah mirip Wiro Sableng, pendekar kapak maut naga geni 212... J  Ehem, ehem... Wes... cukup mesam mesem e !  Ntar dikira lagi mendem.
Lanjut, ker... Tidak saja tampan fisiknya namun juga balance dengan sifatnya. Dia solider,  calm, baik hati,  dan bersahaja. Si doi tercatat pula sebagai anggota OSIS dan team bola volley sekolah. Komplit  dah !
Makanya nggak heran kalau yang namanya cewek suka dan bahkan naksir, baik terang terangan maupun diam diam.  Berharap bisa menjadi tambatan hati sang Arjuna. Ow... so sweet !

Dasar  jomblomania, malam minggu waktunya ber  ‘romi dan yuli’ eh, ini malah klenang klenong sesama jomblowan.
 

Dari hari Sabtu ke Sabtu berikutnya lebih banyak dihabiskan bersama kawan kawannya. 
Yamaha RXS hitam maupun si coklat Corolla DX kerap bergantian menjadi kawan setia menemani ber JJS ria. 


Doi paling suka ke STMJ Genesis di pujasera Pulosari. Tempat yang asyik buat nyantai sembari nguping tembang tembangnya Genesis. Sobat kita ini memang penggemar beratnya. 
Tidak hanya itu, bila ahad tiba... tak jarang doi terbang dari pantai ke pantai bersama Tjok, Sigit, Nanang atau jomblowan lainnya.
Wkwkwkwk...
Time goes by... Nggak terasa kamu, aku, kita semua bertambah besar. Hahaha... Lebay ! Babain... ! Tambah gede, tambah pinter... ‘Dah nggak jomblo lagi. 
Di Politeknik UB kamu mendapatkan tambatan hati.Sebuah usaha yang penuh romantika. 
Bayangkan saja, seorang arjuna ikutan bersaing untuk memenangkan hati sang bunga kampus. “Arek e akeh sing nyenengi tibak e”, begitu kamu bilang ketika aku menyinggung soal nawak kodew incaran mu.
Tentu saja, seperti sebuah sinetron, meskipun berlika liku endingnya sudah bisa ditebak. Sang primadona menjatuhkan pilihannya kepada sang arjuna. Arjuna kok dilawan... Hahaha...  
Lucky you, buddy.

Bahtera tumah tangga yang kau arungi semakin penuh warna dengan hadirnya sepasang buah hati. 

Nindya yang ayu seperti sang bunda dan Rafif yang tampan seperti sang ayah. 

Home sweet home tercinta juga tidaklah jauh dari tempat mu bekerja. Bungurasih-Darmo terbilang dekat dan relatif cepat ditempuh, ketimbang rute mu dulu.


Aku masih ingat dengan jelas kala kamu masih wira wiri Malang-Surabaya. Berangkat ketika surya masih lelap di peraduan dan kembali saat rembulan menggantikan sang surya. Kamu habiskan pagi dan malam mu diatas roda kendaraan. Tidak kau perdulikan rasa penat yang melanda  sekujur badan mu.
“Kamu itu lho... Timbang tulak koyok ngono mbok yo kost ae”
“Remek ndik dalan awakmu engko...”

“Ibuk ku ndik omah dewe’an” “Gak onok rewange...”
Mak deg rasanya. Aku nggak nyangka kamu akan menjawab seperti itu . Jawaban yang benar benar di luar dugaan. Dalam kondisimu yang demkian masih teringat dengan sang bunda yang sendirian di rumah.

Sekedar menanyakan kabar, apakah bapak dan ibu sehat sehat saja... atau sekedar menanyakan apa yang diinginkan,  bapak dan ibu kepingin makan apa buat makan malam atau hari minggu mau jalan jalan kemana... atau pula sekalian diajak rekreasi kala liburan tiba. 
Kelihatannya sepele namun justru inilah yang lebih baik, lebih menyentuh hati ketimbang memberikan perhatian dalam bentuk materi.
Terima kasih, sobat. Kamu sudah mengingatkan kami akan keaalpaan kami... Sudah menyadarkan kami dari ego kami... Sudah membuka hati kami semua... 

Tulus dan ikhlas.. Senantiasa berbakti kepada orang tua... selama nafas dikandung badan.

2 komentar: