Rabu, 08 April 2015

Es Mosi, tersedia setiap saat ..

"DOLLAR NAIK LAGI!!"  ..{{nyuttt}} .. ada sesuatu yang menekan di dalam kepala mereka yang usahanya menuntut mereka membeli atau kulakan dalam mata uang itu .. atau juga kemunculan rasa khawatir di dalam benak mereka yang harus mempersiapkan dana untuk biaya sekolah anak atau perawatan kesehatan di luar negeri ..

"sudah jam 11, kok sinyo belum pulang2 ya?"..  {{dag}} {{dig}} {{dug}} .. dan bayangan2 burukpun sliweran di dalam benak orang tua .. bayangan2 ketakutan hasil pengaruh dari maraklnya berita begal di media cetak dan elektronik .. bayangan2 penangkapan pengguna narkoba atau penangkapan pasangan tidak resmi yang sering ditontonnya di televisi .. atau justru bayangan2 kecelakaan .. penculikan .. padahal, bisa saja "sinyo" lagi tertidur nyenyak di kamarnya sejak tadi sore gara2 minum obat batuk, sementara motornya dipinjam temannya .. 

Kemarin siang .. di tepi jalan Gajahmada, kota Denpasar .. di mana jalanan begitu padat .. wajah-wajah serius dan penuh tekanan sedang melintasi jalanan itu .. sementara aku dan temanku, Kadek .. sedang bercengkrama .. menikmati secangkir kopi di warung dan sesekali mengudap kue yang dibawa oleh Pak Tony .. sementara Pak Tony sendiri sedang ngobrol dengan sahabatnya, seorang yang memiliki perusahaan distribusi bir terbesar di pulau ini .. dan pada saat inipun, pemerintah sedang mencanangkan larangan penjualan mikol (minuman beralkohol) di tempat seperti mini market dan lain-lain .. tapi, tampaknya semua itupun tidak mengusik boss distributor bir ini .. 


Haha hihi pun selalu terdengar .. air muka penuh  keceriaan selalu terpancar di wajah mereka .. dan suasana di warung kopi inipun semakin gayeng dan penuh sukacita .. meski hanya berjarak 2 meter dari kerumunan manusia yang sudah bad mood karena kemacetan di jalan Gajahmada ini .. jadi di mana sebenarnya perbedaan yang membedakan itu? 
.

.
.

PILIHAN

Mengelola emosi pribadi sangat banyak kaitannya dengan soal pilihan.
" kamu mau bisa mengelolanya atau tidak? "

Begitu banyak penelitian serta artikel yang telah ditulis tentang emosi .. serta bagaimana cara untuk mengendalikan emosi secara efektif, .. namun di kehidupan sehari-hari masih banyak juga orang yang telah membaca dan mengetahuinya tetap tidak berhasil mengendalikan area ini dalam kehidupan mereka sehari-hari .. Mengapa? 

Karena mengelola emosi secara efektif sebenarnya lebih seperti mengembangkan keterampilan atau kebiasaan. Ini adalah latihan untuk melakukan sesuatu dengan cara yang lebih baik .. dan sebagai manusia, kita selalu bergelut dengan perubahan yang justru memungkinkan kita membangun kemampuan pengendalian diri ini .. Mengubah cara yang sudah menjadi kebiasaan kita memang bukanlah hal yang mudah .. dan bahkan lebih sulit lagi ketika perubahan ini urusannya dengan emosi..


Ketika kita merasa "emosional" .. 
hal terbaik .. dan (sayangnya) .. biasanya yang terakhir kita lakukan adalah .. menenangkan diri .. dan mencoba untuk menangani situasi yang ada secara proaktif .. untuk mendapatkan perubahan yang paling memberdayakan .. 
pada kenyataannya, reaksi (bukan respons) diri kita paling sering muncul justru adalah .. dorongan untuk berteriak-teriak tentang apa yang mengganggu kita itu, khan? ..

Nah, dengan berusaha memahami lebih banyak tentang bagaimana emosi kita bekerja .. maka kita berada dalam posisi yang lebih baik untuk menggunakan informasi ini demi keuntungan kita tentunya. .. Belajar mengendalikan emosi kita bisa jadi akan menjadi salah satu keterampilan terbaik yang pernah berkembang dalam hidup kita .. Emosi kitalah yang memicu tindakan yang kita lakukan .. dan sebagai akibat dari tindakan itu, akan tercipta kehidupan yang kita alami sekarang .. bahkan di setiap detail peristiwa yang saat ini kita alami itu ..

Secara umum .. saya bisa katakan, kita semua memiliki 3 "otak" .. otak reptil .. otak limbik .. dan otak manusia atau yang dikenal dengan nama neocortex ..



peristiwa apapun yang terjadi .. sebenarnya netral saja .. semua itu akan ditangkap oleh panca indrawi kita .. dan .. yang pertama kali merespon informasi yang masuk ke dalam diri kita itu adalah "otak reptil" .. di mana reaksinya muncul ketika ada rasa takut..  #fear.based..  sebuah mekanisme di dalam pikiran kita warisan sejarah evolusi peradaban sepanjang lebih dari 100 juta tahun..  sebuah mekanisme untuk pertahanan diri demi menjaga kelangsungan hidup terhadap ancaman yang ada.. oleh karenanya, otak reptil ini hanya mampu memberikan 4 macam reaksi terhadap rasa takut yang dikenalinya itu.. 

  • FIGHT.. menghadapinya secara gagah berani
  • FLIGHT.. melarikan diri, yang penting selamat
  • FEED..  makan, agar tetap hidup tanpa rasa khawatir kelaparan tentunya
  • FuCK .. bercinta, untuk berkembang biak demi kelangsungan keberadaan speciesnya dari ancaman kepunahan
Sekarang kita bisa memahami khan, kenapa ada orang yang makan sebagai bentuk pelampiasan emosinya .. atau justru ketagihan berhubungan sex sebagai pelampiasan .. dan sebagianya.

Nah, ketika reaksi dasar ini mencuat .. yang dominan muncul biasanya justru FIGHT or FLIGHT .. terutama kalo harus berurusan dengan hal-hal di luar dirinya .. seandainya, FIGHT atau FLIGHT tidak bisa menjadi pilihan yang diambil .. maka biasanya, manusia maupun binatang  akan memilih reaksi yang lain, yaitu:

  • FREEZE.. diam membeku, nggak mau ngapa-ngapain .. 


Ini adalah reaksi dasar, yang sering juga mempengaruhi insting kita nantinya .. ini sangat kuat dominasinya .. dan sebenarnya, reaksi-reaksi ini merupakan upaya "otak reptil" untuk memberi tahu ke "otak limbik" .. nah, karena lambat dalam menyampaikan informasi, maka upaya ini butuh waktu beberapa detik .. antara 4-6 detik .. 
Wajarlah, bila manusia yang tidak bisa berjeda dan memberi jarak sesaat antara apa yang dialaminya dengan apa yang dilakukannya sebagai reaksi .. cenderung hanya akan berekasi sesuai karakter2 reaksi dari "otak reptil" yang Fight-Flight-Feed-F_ck .. atau Freeze ini

OK, kita mencoba memberi jeda .. dengan menarik nafas panjang (biasanya) .. maka dalam waktu 6 detik, signal2 ini tersampaikan ke bagian otak yang berikutnya .. yang sangat erat hubungannya dengan emosi kita, yaitu:
.
.
.

OTAK LIMBIK

Sistem Limbik boleh dibilang salah satu bagian yang tertua dibandingkan bagian2 lain dalam otak seperti Pre-Frontal Cortex yang biasa bertugas saat kita "berpikir" .. saat-saat awal kehidupan seorang manusia, tentunya dia terlahir lebih untuk berinteraksi dengan emosi .. amati saja seorang bayi, tiba2 dia ketawa sendiri, tahu-tahu nangis tanpa sebab .. dan sebagainya .. 

Ini semua karena pada usia-usia itu, reaksi seorang manusia lebih dominan karena pengaruh emosi ketimbang logika "berpikir" yang memang pada saat itu organ berpikirnya belum tumbuh sempurna .. ini pulalah yang menyebabkan seorang bayi atau anak-anak .. ataupun hewan, bisa tahu dan bereaksi ketika seseorang menyayanginya atau justru membencinya .. meski tidak terucapkan oleh orang-orang tersebut .. ok, apa saja sich yang diurusi oleh sistem limbik kita?



Karena bagian emosional ini sudah begitu lama terintegrasi dengan tubuh kita .. wajarlah bila sistem limbik merupakan bagian yang sangat kuat dari otak .. dan sangat bisa dimengerti bahwa rasanya seperti emosi kita inilah yang menjalankan hidup kita .. bahkan hampir selalu membajak pikiran kita kapanpun  .. semua itu benar sekali, karena bagian otak yang mengurus emosional ini rata-rata 6.000.000.000 .. benar, enam miliar kali lebih aktif dari Pre-Frontal Cortex ..


Intinya adalah .. emosi kita secara alami akan membajak pemikiran .. ini adalah sebuah anugerah .. dan syukurnya, masih ada cara untuk menangani hal ini.


Ok, kita pakai cara-cara yang sederhana saja untuk membalik situasi yang sudah emosional ini .. mengabaikan emosi .. menekan emosi .. atau melarikan diri dari emosi itu .. hanya akan mengundangnya datang kembali hadir ke dalam hidupmu .. seringnya, dalam ukuran yang lebih besar.. Stress dan kecemasan juga muncul dan berawal dari emosi yang ditekan ..

Berikut adalah empat langkah sederhana untuk memulai mengendalikan emosi secara lebih efektif:
  1. Langkah pertama adalah KESADARAN.
    Jika kita tidak menyadari saat-saat kita lagi terlalu emosional atau bereaksi berlebihan, terus darimana kita dapat berpikir bagaimana caranya serta mencoba untuk memulai mengelolanya? .. Itu tidak mungkin, khan.. Mulailah membiasakan diri untuk memantau emosi dan memberikan nama/label kepada mereka.. Kadang-kadang memang kita merasa kesulitan untuk mengidentifikasi apa yang sedang kita rasakan itu .. karena saat itu kita sedang tidak menyadari diri kita saat ini dan di sini .. tariklah nafas panjang lewat hidung (ini membuat kita terlepas dari rasa takut dan khawatir) .. lalu hembuskan perlahan-lahan lewat mulut (sebagai upaya relaksasi otot agar proses identifikasi emosi ini jadi lebih mudah dilakukan).. Identifikasi atau memberikan nama ini akan sangat membantu kita mendapatkan kejelasan.. yang tentunya sangat penting dalam bergerak maju menyelesaikan apa yang sedang kita alami.
    .
  2. Temukan "pemicu" emosi Anda.
    Setelah kita telah mengidentifikasi bagaimana perasaan kita .. segeralah mulai mencari "mengapa" kita merasakan emosi ini .. apa yang menyebabkan perasaan ini muncul dalam diri kita? .. Tentu saja, mungkin ada sejuta alasan yang mulai sliweran di dalam benak kita .. dan untuk mengetahui yang jelas, kita harus bertanya pada diri sendiri seperti layaknya kita bertanya pada seorang teman ..

    "Apa yang salah? Apa yang menyebabkan saya merasa seperti ini?"Pikiranpun akan selalu mencari jawaban.. mayoritas, gara-gara cara kita berpikir tentang sebuah situasilah yang menyebabkan kita merasakan hal-hal yang emosional tentang sebuah situasi itu ..

    dan satu pemicu besar mengapa kita merasakan emosi negatif adalah karena kita merasa tidak diterima atau dihargai seperti yang kita harapkan.. Ingat: temukan 'mengapa'-nya
    .
  3. Kemudian tanyalah pada diri sendiri, "Apa solusinya?" Setelah kita berhasil menemukan "mengapa" .. maka "apa yang dapat kita lakukan untuk mengambil kembali kendali?" adalah bahan pemikiran berikutnya .. mulailah dengan mengubah posisi fisiologis .. kalau tadinya duduk/tidur pada saat emosional, maka pada fase ini usahakan untuk berdiri/berjalan .. karena, postur tubuh yang sama cenderung memicu kita berada pada emosi yang sama ..
    Kadang-kadang kita mungkin perlu mengubah cara dan sudut dalam memikirkan situasi itu .. kita bisa lihat keterkaitannya .. pikiran kita memicu langsung ke perasaan kita .. Jadi, jika kamu merasa terpuruk, kemungkinan besar kamu memiliki pikiran negatif yang membuatmu merasa seperti itu.. Nah, jika dengan segera kamu mulai memikirkan cara-cara lain yang mungkin memandang situasi, maka akan muncul perasaan-perasaan baru .. pilihlah untuk mendalam pemikiran-pemikiran yang memicu perasaan atau emosi yang paling memberdayakan dirimu

    Tidak jarang juga .. dengan menyelami "mengapa" tadi serta mau menerima diri .. memberikan ruang dan waktu pada diri sendiri .. biarkan pikiran terpaku pada jawaban atas "mengapa" itu .. maka emosi yang munculpun akan mulai berkurang, ini biasanya terjadi pada emosi2 yang telah pernah kita abaikan/tekan di masa yang lalu .. benar, emosi-emosi ini cari perhatian .. setelah itu, biasanya akan memunculkan sebuah pemahaman baru .. dan kitapun jadi semakin mengenali diri kita sendiri .. bagaimana emosi kita terpicu .. kenapa kita terpicu dengan hal-hal tertentu .. dan sebagainya .. ini sebuah perkembangan diri yang sangat memberdayakan .. sangat menenangkan .. serta menyenangkan .. karena di sini seringkali, kita jadi bisa mentertawakan diri kita sendiri .. apa adanya .. tanpa perlu khawatir dengan pandangan atau omongan orang lain .. karena ini terjadi secara internal.
    .
  4. Pilih bagaimana kamu ingin bereaksi... bukan beraksi, tapi merespon!
    Ini adalah bagian tersulit.. Cara kita bereaksi dan kepiawaian kita mengelola emosi adalah hasil dari sebuah kebiasaan.. di sekitar kita, dengan mudah bisa kamu temukan orang-orang yang tertekan dan stres pada sesuatu yang nggak ada hubungannya dengan mereka .. dan pada hal-hal yang memang di luar kendali mereka .. dan tak jarang mereka menjadi mudah "panik" pada hal-hal yang sebenarnya biasa-biasa saja .. kita mungkin selama ini melabeli mereka "kurang cerdas" dalam hal ini .. sebenarnya, "emosi merekalah yang telah membajak pikiran dan kehidupan mereka .. menjadi sebuah kebiasaan beraksi berlebihan" ..Belajar untuk mendengarkan dan memperhatikan emosi kita .. untuk mengidentifikasi-nya .. memahami-nya .. dan kemudian memilih respon yang paling memberdayakan dalam setiap situasi .. bukanlah sesuatu yang dapat kita lakukan dengan berlatih seminggu dua kali seperti les pelajaran sekolah .. TIDAK, ini adalah hasil pembiasaan diri dengan upaya terus menerus secara sadar dan disiplin .. dengan berjalannya waktu, pikiran sadar, bawah sadar, bahkan fisik kita .. akan makin selaras dalam membangun keterampilan penting ini .. dan tanpa sadar, kita telah hidup dengan pola merespon sesuai keterampilan ini .. ingat, bukan sekedar bereaksi .. tapi merespon dengan baik.

Akhir kata .. apakah kamu yang mengendalikan emosimu, atau apakah mereka benar-benar mengontrol dan mengarahkan kehidupanmu? .. jelas, hal ini tidaklah mudah dan itulah sebabnya mengapa begitu banyak orang tidak mau mencoba, apalagi berusaha ..dan menyerah begitu saja .. 

Tapi begitu kita mampu mengendalikan emosi kita .. meski belum terlalu maksimal .. kehidupanpun berubah dalam menunjangmu mendapatkan keharmonisan hidup dengan cara yang mungkin tak pernah kau bayangkan .. bukan cuma akan membuatmu merasa seperti lebih berdaya .. atau jadi merasa kembali memegang kendali dalam hidup .. tetapi yang pasti kamu akan lebih bahagia .. dan lebih sehat .. karena kamu tidak akan stres .. atau merasa tertekan .. atau merasa tak berdaya ... begitu sering.




Salam dari Bali
_/|\_
Ifan Winarno

1 komentar:

  1. tak posting ulang nang blog-ku yo .. ben konco-konco nakalku ora ngribeti blog iki .. xixixixi

    BalasHapus