Senin, 27 April 2015

Tanah Beru, lahirnya si Phinisi

Woloan di Utara Sulawesi, telah kita kenal guys dengan Rumah Knockdown nya hingga ke mancanegara. Sebuah masterpiece yang sudah diakui dunia guys.... Kini aku meluncur ke sebuah desa kecil lagi di Selatan Sulawesi ini ...

Sebenarnya nggak meluncur  secara fisik sih...

Ketika lagi melihat satu miniatur Kapal Phinisi yang sudah kita kenal dan sudah mendunia itu kan guys,  tergelitik juga sebenarnya berasal dari mana sih ini perahu sampai bisa tersohor sampai ke mancanegara.


Selama ini kita tahu bahwa
perahu Phinisi berasal dari Sulawesi Selatan
atau Makassar saja
tanpa mengetahui pastinya
dimana sebenarnya handcrafted nya,


nah guys
DesaTanah Beru  jawabnya
salah satu desa kecil
berada antara kabupaten Bulukumba
dan tempat pariwisata Pantai Tanjung Bira.


Sebenarnya banyak pembuat perahu phinisi ini di Sulawesi Selatan guys,
tetapi yang paling terkenal pembuatannya adalah di Tanah Beru, Bulukumba.
Tanah Beru sebagai Pusat Kerajinan Perahu Pinisi terletak
sekitar 176 kilometer dari Kota Makassar atau 23 kilometer dari Kota Bulukumba.

Lokasi Pembuatan Kapal Phinisi
Memasuki kawasan pembuatan 
kapal rakyat tersebut, 
kita bakal disambut 
dengan kemegahan kapal-kapal 
yang berjajar jajar 
seperti di desa Woloan kala itu, 
sedang dibuat oleh para pengrajin perahu.

Perahu-perahu tersebut sedang dirakit 
oleh orang-orang asli Tanah Beru 
yang terkenal akan pengetahuannya 
dalam membuat perahu.

Masih tahap pembuatan
So Amazing guys... 
selama ini kita bangga akan produk luar negeri 
seperti kereta cepat Shinkansen Japan 
atau pesawat supersonic nya Perancis Concorde  
atau pun pesawat ulang alik yang canggih Challenger 
 namun "mbledos" juga milik USA hehehe... 
bila dibandingkan dengan kapal Phinisi wow.... 
Nggak ada kalah nya lho guys....  
Sudah melanglang dunia dengan dan tanpa halangan apa pun jua.... 

Masih ingat kan lagu ketika kita masih SD guys ....

"Nenek moyangku orang pelaut, 
gemar mengarung luas samudera,
 menerjang ombak tiada takut, 
menempuh badai sudah biasa, 
angin bertiup layar terkembang, 
ombak berdebur di tepi pantai,
 pemuda berani bangkit sekarang, 
ke laut kita beramai-ramai."
Gagah perkasa membelah lautan

How lucky we have this craftsmanships, 

dengan berbekal kemampuan 
yang sudah turun temurun 
kita masih menang kan 
dengan mereka yang disana.  
Ciaaooo 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar