Senin, 11 Mei 2015

The Amazing Candi Borobudur


Berbicara tentang borobudur memang tidak ada habisnya. Candi Borobudur, sebuah candi yang merupakan peninggalan penganut agama Budha Mahayana yang dibangun pada masa Wangsa Syailendra

Menilik dari namanya, borobudur ini berasal dari bahasa Sansekerta bara dan beduhur. Bara mempunyai arti candi atau biara sedangkan beduhur berarti tempat yang tinggi. Dengan demikian dapat diartikan bahwa borobudur adalah tempat ibadah yang berada di tempat yang tinggi (perbukitan). 
Beradasarkan bukti-bukti sejarah dahulunya tempat tersebut merupakan tempat ibadah/meditasi penganut agama Budha yang masyhur.


Keberadaan candi ini sempat terlupakan selama berabad-abad oleh karena lama tidak dipergunakan ditambah bangunan candi tertutup debu vulkanik akibat letusan gunung berapi. Sebuah kondisi yang sungguh memprihatinkan. 

Adalah Sir Thomas Stamford Raffles yang akhirnya menemukan keberadaan candi tersebut. Dan berkat usahanya pula maka candi ini mendapat perhatian dunia. Kini candi Borobudur ditetapkan sebagai salah satu  World Heritage Site oleh UNESCO.



Sebagai  candi terbesar di Indonesia, menjadikannya sebagai salah satu tujuan wisata favorit. Tidak saja bagi turis domestik seperti saya ini tetapi juga wisatawan mancanegara. 

Candi ini juga menjadi pusat ibadah penganut Buddha di Indonesia dan mancanegara pada setiap perayaan Trisuci Waisak berlangsung.



Ada aturan untuk mengunjungi candi. 
Para pengunjung yang telah dewasa diharuskan memakai kain sarung yang telah disediakan, gratis. 

Untuk memasuki candi melalui tangga sebelah timur
Berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam melalui lorong candi (pradaksina) tingkat demi tingkat hingga mencapai tingkat tertinggi.



Keluar dari dari halaman candi melalui tangga sebelah utara. 










Untuk menghemat tenaga sembari menikmati indahnya panorama para pengunjung bisa memanfaatkan jasa kereta kelinci yang akan mengantar hingga depan pintu masuk candi, cukup dengan membayar Rp.7500,- 

Menyaksikan bangunan candi membuat saya tiada habisnya untuk berdecak kagum


Saya tidak habis pikir bagaimana cara membangunnya. Bayangkan, ternyata setiap batu di bangunan candi ini disambung tanpa menggunakan bahan perekat atau semen



Batu-batu tersebut hanya disambung berdasarkan suatu pola tertentu dan lantas ditumpuk ! Luar biasa. It’s so amazing. Sebuah mahakarya yang tiada duanya.


Tumpukan balok-balok batu besar yang mampu membuat siapa saja yang datang akan berusaha untuk bisa mencapai tingkat yang paling atas. 

Padahal candi ini memiliki 10 tingkat dengan ketinggian sekitar 40 m. 

Di setiap tingkat terdapat beberapa stupa dengan patung Budha di dalamnya. 


Stupa utama yang terbesar terletak di tingkat paling atas. Berada di tengah-tengah dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat patung Budha duduk bersila dengan sikap tangan Dharmachakramudra (memutar roda dharma).




Bisa dibayangkan betapa tinggi dan juga menguras tenaga untuk mencapai puncaknya, terutama dengan cuaca yang cukup panas seperti ini. Menjelang tengah hari saat mentari bersinar dengan teriknya. Peluh bercucuran plus bonus tenggorokan kering, seperti yang saya alami saat ini. 

Saya sarankan, apabila ke candi Borobudur lebih baik di waktu pagi atau sore hari sehingga hawanya lebih adem dibanding siang hari. Jangan lupa, bawa topi atau payung untuk mengurangi panasnya sinar matahari dan tentu saja air minum untuk pelumas tenggorokan J 

Are you ready to explore now ?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar