Rabu, 08 Juli 2015

"A Cup of Coffee" Untuk Yang Di Tembok

Dibagikan oleh : Ifan Winarno


Melihat mesin kopi yang rusak di cafe resort ini mengingatkanku pada kisah sebuah coffee shop di Venesia..


Kala itu, hari sudah sore ketika Joy memasuki coffee shop di Venesia untuk menikmati secangkir kopi penghilang rasa penatnya.

Satu cup kopi hitam tanpa gula dipesannya

Pelayan coffee shop itu melayaninya  dengan penuh senyum dan satu cup kopi hitam tanpa gulapun disajikan setelah Joy membayarnya

Benar-benar nikmat rasa kopi itu.

Selagi asyik menikmatinya, seorang laki-laki perlente  memasuki coffee shop itu dan menyapa sang pelayan..

"Hallo, May.  1 cup of espresso dan 1 cup of black coffee untuk yang di tembok" 


Pelayan itupun segera menyajikan 1 cup espresso, menerima pembayaran untuk 1 cup espresso dan 1 cup black coffee, lalu berjalan menuju tembok dan menempelkan selembar kertas bertuliskan "a cup of black coffee".

Joy merasa ada yang aneh dengan perilaku ini.


Tak lama kemudian masuklah 3 pria,
yang nampaknya seperti para pekerja pabrik.

Dengan penuh gelak tawa, mereka saling berbicara sembari berjalan menuju salah satu meja

"Apa kabarmu hari ini, May? 
Buatkan kami 3 cup black coffee 
dan 1 cup black coffee untuk yang di tembok" 

kata salah satunya sembari memberikan beberapa lembar uang.



Obrolan singkat itupun dilanjutkan dengan kesigapan sang pelayan menyajikan 3 cup black coffee dan berjalan menuju tembok untuk menempelkan selembar kertas bertuliskan
"a cup of black coffee"

Hal ini membuat Joy berkesimpulan sementara bahwa itu cuma sebuah kebiasaan di coffee shop ini..

Keesokan harinya,
Joy kembali ke coffee shop itu.

Hampir bersamaan dengannya, masuklah seorang lelaki yang nampak lusuh.

Ia mendekati May, sang pelayan coffee shop itu, dan berkata  
"1 cup kopi dari tembok, ya.. terima kasih"

Dengan penuh keramahan, senyum manis,
1 cup black coffee pun dibuatkan oleh May untuk lelaki itu.

Dan setelah selesai melayaninya,
May pun mengambil 1 lembar kertas bertuliskan "a cup of coffee" dari tembok.

"Tuan, apa yang bisa aku buatkan untukmu?"

Pertanyaan May inipun membuat Joy kaget dari upayanya memperbaiki pemahamannya tentang kebiasaan di coffee shop ini.



Sebuah kebiasaan yang baik, 
sebuah semangat berbagi yang tulus 
di antara para penggemar kopi.

Dan juga sebuah kebiasaan mulia 
yang membuat seseorang 
tidak perlu merendahkan dirinya 
hanya untuk meminta secangkir kopi.

Sebuah kebiasaan 
yang membuat para pelayan di sana 
untuk tetap melayani pelanggan 
dengan sepenuh hati 
tanpa perlu membeda-bedakannya..  

"ehhmm, 1 cup kopi hitam tanpa gula.. 
dan 1 cup black coffee untuk yang di tembok" 
kata Joy terbata-bata sambil membayar semuanya itu..




#secangkir.kopi.pahit tanpa gula yang membuat hati ikutan melek..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar