Jumat, 28 Agustus 2015

The Soldier : BERNADETH IDA SETIANA


oleh : Liliek Noviani

Ida..... 
Sebuah panggilan akrab dari seorang wanita asal Lumajang, 
Bernadeth Ida Setiana. 

Sosok yang tomboy, cuek, dan ceplas ceplos melekat erat pada dirinya. Tercatat sebagai salah seorang anak asuh suster Yulia. 


Ya....,selama di Sanmar dia tinggal di asrama yang tidak jauh dari sekolah, yang diasuh oleh suster Yulia. 

Tinggal di asrama tentunya tidak selonggar 
seperti tinggal di tempat kos, so... kalau ada acara diluar jam sekolah, khususnya malam hari, dapat dipastikan dia bakal absen. 

Alhasil 
kalau ada teman-teman 
yang upload foto kenangan jadoel 
alias foto jaman putih abu-abu... 
dia pasti komplein... 

“Kapan acaranya...?” atau  
“Kenapa aq kok tidak ada sih...” 
dan sederet kalimat lain yang bernada protes.   
He..he..he kecian deh lu...


Biarpun Idha itu ibarat burung dalam sangkar karena disiplinnya aturan di asrama, namun ada momen yang “simsalabim” membuat dia berada diantara kita, berada di dalam rombongan nggowes “Tour to the Tumpang”. 

Berbekal sepeda seadanya, hanya milik djoewita saja yang benar benar sepeda sport... dan Idha sendiri engga tahu dapat pinjaman sepeda darimana... yang pasti tanpa direncanakan ternyata kita mampu melahap rute Malang - Tumpang pp. 

Kalau dipikir-pikir lagi nekat juga ya waktu itu... Hil yang mustahal kalau mau dilakoni lagi sekarang, he..he..he...

Satu lagi moment yang tidak mungkin terlupakan... waktu camping di Ranupane !!  
Sekali lagi tanpa rencana yg matang, asal oke hayuuuk aja. Berangkat tanpa amunisi dan biaya yang cukup. Dengan modal nekad kita rame-rame pergi.

Thanks God... keberuntungan berpihak kepada kita. Kebetulan ketika sampai di Tumpang ada teman kita dengan grup lain yang melintas dengan menumpang truk, sehingga selamat lah kita dari bencana jalan kaki menuju lokasi. Kalau engga... bayangin aja, apa ngga gempor kaki ini. 

Baru waktu pulangnya kita merasakan hiking sebenarnya. Untungnya jalanan menurun, sehingga “aksi mbambong” ini sedikit meringankan kaki kami.

Numpang istirahat di sebuah Sekolah Guru Olahraga
Berdiri : Djoewita, Wahyu, Yeni Tanjung, Sia Sie Tjing, Mei Sian, Dewi
Duduk : Me, Erny, Pak Guru, Bernadeth, Tutik


Sssttt... ada  bocoran dari teman kuliahnya, kalau pulang kuliah dari parkiran motor sampai keluar pasti sambil tiup priwitan.Jadinya heboh kan.... Bisa jadi karena priwitan ini pula yang membawa dia bertemu dengan jodohnya, yang kini tercatat sebagai  anggota korps kepolisian.



Dibalik ke "tomboi" annya ternyata dia  punya koleksi Richard Clayderman. 
Sang pianis kelas dunia !!

Wuihhhh so romantic.
 



Long time no see....

lewat salah satu sosial media,  
muncul sosok ibu Waldjinah ( kata bro Nanang).  

Pernikahan memang membawa perubahan. 

Sebagai istri seorang polisi, 
acara adat/keagamaan yang mengharuskan berkebaya. 

Cantik...
bener-bener bermetamorfosis.
Jauh dari kesan tomboynya. 

Cuman kalau dari ngobrolnya di medsos  ya masih tetap...he..he..he....

Soldier,

Hampir tiga puluh tahun
dan akan ada tahun - tahun berikutnya

Perubahan yang kau bawa
bahkan dengan mengganti namamu dengan marga sang kekasih hati, DAMANIK
Bukan karena sebuah keterpaksaan
Bukan pula karena kewajiban

Terdorong semangat menghargai sang suami
Terpacu untuk menghormatinya
Terpesona akan kasih dan cintanya lah

Yang membuatmu menampilkan sisi lain 
dari seorang BERNADETH IDA SETIANA


Luar biasa !!

Tetap berjuang, sista....
Tetap semangat !

Kawan-kawan dan sobatmu ada di sini
Untuk mencintaimu
Untuk memegang tangan mu
Meraihnya bila kau lelah
Mendekapmu senantiasa

Siapapun engkau....
Bagi kami, kau tetap BERNADETH IDA, 
Sang tomboy yang bandel !

We love you, sista....
We always support you






Tidak ada komentar:

Posting Komentar