Di sebelah utara Kota Makassar, tepatnya di sepanjang jalan trans Sulawesi poros Makassar-Pare-pare, Kecamatan Segere, Kabupaten Pangkep, dapat dijumpai deretan warung. Uniknya, di bagian depan setiap warung yang berderet tersebut, terdapat sebuah pembakaran.
Warung-warung tersebut ternyata menjual dange, salah satu kudapan yang banyak digemari warga Sulawesi. Dange adalah campuran ketan hitam, kelapa, dan gula merah yang dibakar di atas bara api.
Proses pembuatan dange sangat sederhana. Mulanya kelapa diparut lalu dicampur dengan ketan dan diaduk hingga rata. Adonan kelapa parut dan ketan kemudian ditaburi gula merah yang lalu dimasukkan ke dalam cetakan-cetakan untuk dibakar.
Proses pembakaran tidak terlalu lama. Cukup sekitar 5-10 menit dan dange yang legit sudah bisa dinikmati. Tidak lamanya proses pembakaran dikarenakan cetakan yang digunakan selalu dalam suhu panas – cetakan diletakkan di atas bara api walau tidak sedang digunakan.
Menurut salah seorang penjual dange, bahan utama yang digunakan dalam pembuatan dange dari dahulu adalah ketan hitam dan gula aren. Tapi saat ini, sudah banyak inovasi yang dilakukan oleh para penjual dange. Berbagai bahan dicampurkan dengan dua bahan dasar tersebut, sehingga menghasilkan rasa yang lebih nikmat.
Beberapa bahan yang biasa dicampurkan adalah cokelat, keju, dan selai stroberi. Harga satu porsi dange sangat terjangkau. Cukup membayar Rp5000, sudah dapat menikmati 5 potong dange.
Dange menjadi kudapan yang cocok sebagai teman secangkir kopi panas di sore hari. Rasa legitnya akan lumer di mulut dan menggoda setiap orang untuk terus mengunyah. Tidak salah jika kudapan ini selalu ada di setiap acara-acara keluarga masyarakat Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar