Rabu, 23 September 2015

Orang Orang Kaya di Pulau


Oleh : Ifan Winarno


Kurang dari seminggu lagi Lebaran. Para pemudikpun sudah mulai memadati jalanan menuju kampung halamannya. Otomatis beberapa tempat usaha sudah mulai tutup dan memasang pengumuman di depan.

Tempat cucian motor langganan ku pun malah sudah tutup sejak minggu lalu..
Bahkan warung pecel kesukaan ku malah sudah tutup selama bulan puasa dan menggunakan kesempatan ini untuk renovasi. Renovasi tempat usaha selagi renovasi hati pemiliknya.

.. sepulang dari mengirim pesanan pelanggan di kawasan Kerobokan, akupun memutuskan untuk mencari tempat cuci motor yang masih buka.

Alamak...!!

Rupanya tutupnya beberapa tempat cucian justru membuat antrian motor di tempat-tempat cucian motor lainnya membludak, sampai ada yang menggunakan nomor antrian yang dipasang di motor untuk menghindarkan konflik dalam pelayanan ..


5 tempat cucian motor sudah kulewati, karena rata-rata di atas 15 motor akan dilayani duluan sebelum motorku dicuci.

Meski sudah sangat dekil, akupun terpaksa menunda keinginanku untuk mencucinya. Melepaskan keinginan itu, dan mulai menikmati pemandangan di sepanjang jalan menuju rumahku ..


Setelah mengisi BBM, akupun melenggang melewati jalan bypass yang terbilang baru, di mana masih banyak ruang terbuka dan mulai banyak proyek pembangunan tempat-tempat usaha dan tempat tinggal .. 

"CUCI MOTOR" .. tulisan di salah satu persimpangan jalan itu benar-benar membuatku berkata "Alhamdulillah", karena memang terlihat cuma 3 motor yang ada di depannya. Aku pun mengarahkan motorku ke sana ..

Seorang pemuda Bali tengah mencuci motor pelanggan dan tak lama kemudian, datanglah petugas security apartemen di dekat tempat itu untuk mengambil motornya yang sudah selesai dicuci .. 

Dan baru kusadari, ketiga motor yang kupikir antrian itu ternyata adalah motor yang sudah selesai dicuci. Makin senanglah aku, karena berarti setelah motor yang sedang dicuci ini adalah giliran motorku yang dilayani  :D 
Dan, baru kusadari .. pemuda ini lambat sekali mencuci motor .. akupun harus mencari akal melewatkan waktuku di sana ..


Setumpuk kelapa muda di samping tempat cucian motor inipun jadi sangat menarik buatku.

.. siang yang panas, es kelapa muda, sembari menunggu motor dicuci sepertinya sebuah kombinasi yang sangat pas buatku .. hahahaha .. 

Akupun masuk warung di sebelah itu .. warung itupun dipenuhi sopir taxi yang memarkir mobilnya berjejer di jalan bypass itu ..


Canda tawa dan guyonan sembari mereka menikmati makanan benar-benar membuat hidup suasana warung itu .. "Es kelapa satu ya" kataku pada pelayan warung itu, dan akupun memilih duduk di luar warung ..

Di pojok luar warung ini, ada sebuah dipan tanpa kasur .. dan ada seseorang bapak tua yang merebahkan diri di sana .. sembari menikmati rokoknya.

Akupun langsung teringat kawanku, Abu, yang pernah dimarahin ibunya gara-gara merokok di kasur. "Raja aja gak merokok di kasur!!" .. Hahahaha .. akupun mengatakan kalimat yang sama di dalam hatiku sembari tersenyum sendiri melihat si bapak tua itu ..


"Ini ko es kelapanya" kata seorang ibu tua mengejutkan lamunanku.

Dengan pakaian yang sederhana, wanita tua berperawakan kecil dan berkulit putih ini, sangat gesit bergerak melayani pelanggan bersama pegawai perempuannya ..  

"Duduk di dalam aja, biar nggak kepanasan" katanya mempersilahkan aku masuk ke dalam .. 

"Terima kasih, saya duduk di sini aja" kataku. Obrolan basa-basipun mengalir di antara kami sembari aku menikmati es kelapa buatannya yang sangat enak ..


Diapun mondar-mandir melayani pelanggan yang ada di sana .. dan satu persatu para sopir yang dari tadi memenuhi warung itu meninggalkan tempat ..


Ada satu hal yang menarik ..



Mereka, para sopir itu, tidak mengambil uang kembalian mereka .. Si ibu tua ini selalu mengucapkan terima kasih .. Sebuah tanda bahwa ini bukan warung biasa .. Sebuah warung yang kelihatan sangat sederhana, namun penuh vibrasi sukacita .. 

Dan hal kedua yang menarik perhatianku, semua sopir taxi yang keluar dari warung itu, menyalami tangan lelaki tua yang tetap selonjoran di dipan itu sebelum beranjak menuju mobilnya ..

"Tambah lagi Es kelapanya ya" pintaku ..
Si ibu dengan gesit mengambil gelasku, dan segera membawa kembali satu gelas penuh es kelapa.

"Terima kasih .. Tadi itu langganan semua ya?" tanyaku memancing pembicaraan ..
"Iya ko, kebanyakan dulu anak buah suami saya waktu masih kerja di taxi"
.. akupun dengan sungguh-sungguh mendengarkannya ..  

"Warung ini buka 24jam, ya buat nongkrong mereka. Kasihan khan kalo nunggu orderannya di jalanan, apalagi kalo malem sampai pagi"

Akupun bertanya "buka 24 jam? pegawainya gantian gitu?" .. 
"Malem, suami saya yang jagain sama 1 pegawai, pagi saya sama 1 pegawai juga" ..

Aku jadi mulai maklum "pantesan si bapak ini istirahat terus dari tadi, ternyata dia kerja malam" ..  


"Sebenarnya, saya dan suami saya ini sudah gak boleh kerja gini sama anak saya, disuruh pulang ke Surabaya, tinggal sama mereka" katanya .. 
"Tapi, saya dan suami saya ini gak bisa kalo disuruh diam-diam ajam di rumah, takut pikun dan cepet mati" lanjutnya sambil tertawa ..  

"Hahahaha" akupun ketawa mendengarnya. Suasana warung yang lengang, dan motorku yang belum selesai dicuci .. benar-benar menghadirkan ruang dan waktu yang tepat untuk mencari tahu "siapa sosok-sosok manusia super yang tengah dihadirkanNYA saat ini bagiku?"


".. Saya sewa tanah ini sudah 17 tahun.. Dulu ini masih tanah kosong semua" katanya sambil menunjuk ke segala arah ..

"Usaha apa waktu itu?" tanyaku dengan muka serius ..
"Suami saya nyewain kendaraan waktu itu, sambil dia kerja di taxi"
"Terus pas mulai ada orang mbangun rumah dan gudang di sekitar sini, ya tanah ini saya pakai jualan pasir dan batu sambil nyewain kendaraan buat ngangkutnya .."

Diapun menyeruput teh hangatnya, lalu melanjutkan ceritanya ..

"Sekarang, saya cuma sewain 1 truk pengangkut bego (backhoe), sama 2 truk untuk ngangkut pasir dan batu" katanya sambil menunjuk ke 3 truk besar-besar di sebrang jalan ..

"Di sini sudah nggak bisa buat nampung pasir dan batu, karena di belakang sana sudah banyak apartemen dan kantor, debunya khan memang mengganggu ya" ..
"Daripada nganggur, saya bikin warung ini .. bikin cucian motor .. bikin tambal ban"


Jleb, aku merasa seperti ditampar mengetahui betapa kaya sebenarnya wanita tua ini ..

"Saya ngoper motor-motornya orang Banyuwangi yang bangkrut"

"Bikin rental"
"Ada 5, yang 3 disewa orang tinggal di apartemen itu. Yang 2 buat mondar-mandir dan kalo malem dipake ngojek sama 2 anak buah saya yang kerja nyuci motor .."

"Lumayan buat tambahan, khan di sana banyak cafe, banyak anak-anak yang kerja malam minta diantar jemput"


Kesekian kali aku bertemu sosok-sosok hebat yang menyebut para penjaja sex dengan sebutan yang jauh lebih pantas tanpa antipati dan menghujat mereka ..

"Nah, pegawe saya yang nyuci itu orang Bali semua .. Istrinya ikut saya semua kerja di warung .. Kalo yang nambal ban itu bekas anak buah saya waktu kerja pasir .."

"Saya sama suami juga tinggal di sini! biar bisa jaga mereka agar tetep kerja yang bener, sudah tak anggep kayak anak-anak saya sendiri

Meski es kelapaku sudah habis, aku tetap serius mendengarkan kisah hebat ini ..


"Kasihan orang-orang, ko, kalo saya gak buka warung di sini .."
"Sopir-sopir taxi kerepotan cari tempat istirahat, anak-anak kerja di proyek-proyek bangunan juga kerepotan cari makan, anak-anak malem juga, belum lagi pegawai-pegawai kantor dan apartemen di belakang .."
"Orang di sini jualan makanan mahal-mahal, depotnya bagus-bagus, mereka pada sungkan mau masuk"

Makane saya hidup sederhana aja di sini, membantu banyak orang, kalo nuruti cari uang gak bakal ada habisnya, menanam karma baik selagi bisa khan Ko!" katanya santai ..


"I.. i.. iya" jawabku terbata-bata. Perasaanku terus terang gak karuan saat ini. 

Seperti dicolok mataku mendengar kalimat beliau ini, sosok guru kehidupan sejati ..

Seorang anak kecil berlari dan memeluknya, ibu inipun menyambutnya dan menciuminya ..

 "Ini anaknya pegawai saya, ini hiburan di sini .. Lucu dan nggemesi .. Suami saya sampai bikinin dia ayunan dari bekas ban truk dan digantung di depan warung itu


Aku makin kagum dengan mereka ini, hidup sederhana, tidak mudah, tapi tetap lembut hatinya ..


Oh ya, aku melihat mereka seumuran orang tuaku, 60-70an .. dan Pak Eko dan istrinya ini adalah orang cina Surabaya ..


Mungkin sulit bagimu, 
dan bagiku juga, 
melihat realita bahwa masih ada orang 
yang seharusnya bisa menikmati sisa hidup 
dalam kenikmatan duniawi dan kenyamanan, 
namun memilih hidup sederhana, 
tetap bekerja keras, 
dengan semangat tinggi, 
menyenangkan dan menolong mereka-mereka 
yang selama ini nggak jarang kita anggap "sampah" 
dan suka bikin sepet mata kita pas ngelihatnya ..



"Ko, sudah selesai cucian motornya" teriak pencuci motor di sebelah ..  Akupun membayar 2 gelas es kelapa mudaku tanpa bertanya berapa dengan selembar uang seratus ribuan .. "Sebentar, saya ambilkan kembaliannya" kata ibu Eko ..  

"Nggak usah Ik (bibi), menanam karma baik selagi bisa khan" kataku sambil mengatupkan kedua tanganku di dada membungkukkan sedikit badanku sebagai tanda hormatku pada manusia-manusia superNYA yang luar biasa .. orang biasa .. _/|\_



( .. seminggu kemudian, aku mampir lagi ke warung ini .. dan aku melihat Bu Eko tengah memandikan anak dari penjaga warungnya, layaknya anak / cucunya sendiri .. membiarkan bajunya sendiri basah semua karena handuk yang sedianya dipakai untuk mengeringkan si kecil ini justru terjatuh ke air karena angin ..dan si kecil itupun dipeluknya masuk ke dalam warung untuk dikeringkan .. menggosokinya dengan minyak telon, serta membedakinya ..)

1 komentar: