Rabu, 21 Oktober 2015

My Diary : For The Best Me

Dengan alasan keseimbangan, alam selalu menyediakan lawan untuk segala sesuatu, sobat.

Positif dan negatif.
Gelap dan terang
Hitam dan putih
Pagi dan malam

Dan karena hidup adalah pilihan,
semua tergantung pada kita dehhhh....

Mo milih kerja di malam hari dan tidur di siang hari, semua itu adalah hak masing-masing kita kan?!

Memilih untuk menjadi berkat atau menjadi kutuk bagi orang lain, memilih untuk dicintai atau dibenci, itupun keputusan kita.

Bahkan memilih untuk menjadi diri sendiri atau memilih untuk menjadi apa yang diinginkan orang lain, nggak ada yang salah.

Apapun pilihan kita, tentu saja, ada konsekuensi nya.

Sebuah pesan berantai dari seorang kawan yang didapatnya dari kawan lainnya pada suatu hari, membuat penulis mengambil sebuah pilihan, sebuah pesan dengan sebuah cerita tentang ular dan gergaji.


Tempat kerja tukang kayu.

Terbayang kan, apa yang ada di sana?

Bukan susunan serapi meja sekretaris direksi, kawan

Apalagi  terorganisir, karena si tukang kayu harus menyelesaikan pekerjaan yang tertunda di sore hari itu pada keesokan harinya.

Jadi, semua ditinggalkannya begitu saja !

Kayu
Paku
Palu

Gergaji
termasuk mata gergaji nya !!

Gak heran kalau anak-anak kecil dilarang keras dekat-dekat dengan tempat kerja si tukang kayu, karena penuh dengan benda-benda tajam yang diletakkan sembarangan.

"AYAHAB !" kata orang Malang

Bahaya juga untuk seekor ular, guys.... ketika dia nggak menyadari adanya mata gergaji yang bisa melukainya.

Benar kan.....

Mata gergaji itu merobek kulit perutnya ketika ia merayap di atasnya, sobat !!
Dasar ular !
Dia malah menganggap mata gergaji itu melukainya !

Ia pun membalas dengan mematuknya berkali-kali !
Bisa ditebak, serangan yang bertubi-tubi menyebabkan luka parah di bagian mulutnya !

Marah & putus asa, sang ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya untuk mengalahkan musuhnya kali ini, si mata gergaji.

Seperti yang biasa dilakukannya pada mangsanya, ia pun lalu membelit kuat gergaji itu.

Kuat sekali, agar tulang-tulang lawannya remuk, kehabisan napas, dan siap untuk dimangsa !

Namun kali ini dia salah !

Belitan itu justru semakin menancapkan mata gergaji itu ke sekujur tubuhnya !!
Menyebabkan tubuhnya terluka semakin parah, sehingga ia pun binasa.

Sahabat,

Terkadang bila kita terluka dan dilukai,
reaksi pertama kita pun sama seperti sang ular tersebut.

Marah
Emosi
Tertantang

Pengennya menunjukkan pada semua orang
bahwa kita pun bisa menang melawannya !

"PANAS, broooo !!"

Tapi sadarkah kita, bahwa sebanyak perkataan yang terucap dan tindakan yang terekam yang dilakukan pada saat amarah menguasai kita, sebanyak itu pulalah kita melukai diri kita sendiri ?

Perasaan dendam, benci, curiga, prasangka buruk, bagaikan ular yang membelit kita dengan sangat kuat di dalam ingatan kita, guys.

Ratusan, bahkan ribuan kali mereka muncul dalam pikiran kita, menusuk dan membakar hati kita, yang akhirnya akan melukai kita sendiri.

Sementara dia yang kita benci, dia yang kita musuhi, dia yang membuat hati kita terbakar oleh amarah, masih dengan tenangnya melanjutkan hidupnya, dan bisa menikmatinya lho!

Jadi, apa pilihan kita sekarang ?

Tetap marah, atau belajar mengampuni dia ?
Benci, atau mulai melihat kebaikannya ?

Curiga, atau berusaha mengenalnya ?


Kawan, 

Tak ada musuh 
yang tak dapat di taklukkan oleh cinta.
Tak ada penyakit 
yang tak dapat di sembuhkan oleh kasih sayang.

Tak ada permusuhan 
yang tak dapat di maafkan oleh ketulusan.
Tak ada batu keras 

yang tak dapat di pecahkan oleh kesabaran.


Hidup itu pilihan
Memilihlah untuk menikmatinya
Karena hidup itu indah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar