Dengan alasan keseimbangan, alam selalu menyediakan lawan untuk
segala sesuatu, sobat.
Positif dan negatif.
Gelap dan terang
Hitam dan putih
Pagi dan malam
Dan karena hidup adalah pilihan,
semua tergantung pada kita
dehhhh....
Mo milih kerja di malam hari dan
tidur di siang hari, semua itu adalah hak masing-masing kita kan?!
Bahkan memilih untuk menjadi diri sendiri atau memilih untuk menjadi apa yang diinginkan orang lain, nggak ada yang salah.
Apapun pilihan kita, tentu saja,
ada konsekuensi nya.
Sebuah pesan berantai dari
seorang kawan yang didapatnya dari kawan lainnya pada suatu hari, membuat
penulis mengambil sebuah pilihan, sebuah pesan dengan sebuah cerita tentang
ular dan gergaji.
Tempat kerja tukang kayu.
Terbayang kan, apa yang ada di
sana?
Bukan susunan serapi meja sekretaris direksi, kawan
Apalagi terorganisir,
karena si tukang kayu harus menyelesaikan pekerjaan yang tertunda di sore hari
itu pada keesokan harinya.
Jadi, semua ditinggalkannya begitu saja !
Paku
Palu
Gergaji
termasuk mata gergaji nya !!
Gak heran kalau anak-anak kecil dilarang keras dekat-dekat dengan
tempat kerja si tukang kayu, karena penuh dengan benda-benda tajam yang
diletakkan sembarangan.
"AYAHAB !" kata orang Malang
Bahaya juga untuk seekor ular, guys.... ketika dia nggak menyadari
adanya mata gergaji yang bisa melukainya.
Benar kan.....
Mata gergaji itu merobek kulit
perutnya ketika ia merayap di atasnya, sobat !!
Dasar ular !
Dia malah menganggap mata gergaji
itu melukainya !
Ia pun membalas dengan mematuknya
berkali-kali !
Bisa ditebak, serangan yang bertubi-tubi menyebabkan luka parah di
bagian mulutnya !
Marah & putus asa, sang ular berusaha mengerahkan kemampuan
terakhirnya untuk mengalahkan musuhnya kali ini, si mata gergaji.
Seperti yang biasa dilakukannya pada mangsanya, ia pun lalu
membelit kuat gergaji itu.
Kuat sekali, agar tulang-tulang lawannya remuk, kehabisan napas,
dan siap untuk dimangsa !
Namun kali ini dia salah !
Belitan itu justru semakin menancapkan mata gergaji itu ke sekujur
tubuhnya !!
Menyebabkan tubuhnya terluka semakin parah, sehingga ia pun
binasa.
Terkadang bila kita terluka dan dilukai,
reaksi pertama kita pun sama seperti sang ular tersebut.
Marah
Emosi
Tertantang
Pengennya menunjukkan pada semua orang
bahwa kita pun bisa menang melawannya !
"PANAS, broooo !!"
Tapi sadarkah kita, bahwa sebanyak perkataan yang terucap dan
tindakan yang terekam yang dilakukan pada saat amarah menguasai kita, sebanyak
itu pulalah kita melukai diri kita sendiri ?
Perasaan dendam, benci, curiga, prasangka buruk, bagaikan ular
yang membelit kita dengan sangat kuat di dalam ingatan kita, guys.
Ratusan, bahkan ribuan kali mereka muncul dalam pikiran kita,
menusuk dan membakar hati kita, yang akhirnya akan melukai kita sendiri.
Jadi, apa pilihan kita sekarang ?
Tetap marah, atau belajar
mengampuni dia ?
Benci, atau mulai melihat
kebaikannya ?
Curiga, atau berusaha mengenalnya
?
Kawan,
Tak ada musuh
yang tak dapat di taklukkan oleh
cinta.
Tak ada penyakit
yang tak dapat di sembuhkan oleh
kasih sayang.
Tak ada permusuhan
yang tak dapat di maafkan oleh
ketulusan.
Tak ada batu keras
yang tak dapat di pecahkan oleh
kesabaran.
Hidup itu pilihan
Memilihlah untuk menikmatinya
Karena hidup itu indah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar