Senin, 30 November 2015

Si Jerawut Arbanat

Guys, bagi pecinta jajanan tradisional wajib merasakan legitnya makanan ini. Disajikan dalam warna Pink atau agak Oranye. Rasanya cukup manis dan lengket karena kandungan gulanya cukup banyak. Ya itulah Arbanat, guys. 

Orang-orang suka menyebutnya Arum Manis. Penjualnya biasanya bapak-bapak yang sudah tua, sederhana, dan mengenakan topi bundar dari anyaman rotan atau berbahan kain berwarna hitam. 

Jajanan tradisional ini rupanya masih bertahan dan cukup digemari meski pasar makanan modern kian membanjiri disana sini. 



Bapak-bapak penjual Arbanat ini akan membawa semacam kaleng krupuk dalam posisi horisontal dengan dua wadah, satu wadah untuk Arbanatnya, dan satu wadah lagi untuk tempat uang.

Untuk menarik pembeli, sambil berjalan mengitari kampung, Bapak penjual ini akan memainkan alat musik semacam Rebab dengan bunyi yang biasanya cuma asbun 'asal bunyi', berbeda dengan Rebab yang asli. 

Alat musik ini pun hanya dibuat dari kayu yang asal-asalan, kaleng bekas untuk resonansi suaranya, senar yang mungkin dari kawat kecil, serta alat gesek. Bunyinya cukup nyaring, sehingga dari jarak cukup jauh bisa terdengar.

Jumat, 27 November 2015

The Soldier : SANDRA SARAH


Mendengar namanya dari seorang teman untuk pertama kalinya setelah puluhan tahun...

Ingatan penulis segera menyambar gambaran tentang seorang gadis yang nggak terlalu tinggi, putih, ayu, namun dominan di kelas, seorang bintang kelas selama tiga tahun menjadi keluarga besar SMAK St Maria Langsep, Malang ini.

Sandra Sarah

Siapa yang bisa lupa akan sosok yang satu ini, sobat ?

Ramah, bersahabat, periang, penuh ide

Nggak pernah menolak untuk berbagi ilmu...
Bahkan nggak bisa menolak meminjamkan bukunya walau besok mo ulangan !

Astaga !
Kemana aja dia selama ini ?

Rabu, 25 November 2015

My Sharing : Memulai Dari Yang Kecil

Inspiration Sharing dari Didik Setiabudi

Dalam satu kesempatan, menghabiskan waktu bareng Gobin Vashdev, seorang motivator , di sebuah pojok pulau Dewata,  meninggalkan kesan yang mendalam, sobat.

Kesan itulah yang membuat jemari ini bergerak untuk mengikutinya di dalam dunia maya.

Dan sebuah tulisannya sungguh menginspirasi, membuatku nggak bisa berdiam diri dan tidak berbagi kepada sesama alumnus.

Berikut adalah tulisan arek Suroboyo ini.

Semoga bermanfaat.

Senin, 23 November 2015

Pojok Bunda : Satu Resep Dua Sambal


Oleh Lilik Noviani


Bagi sebagian orang akan merasa belum makan kalo gak ditemani sambel
Nah, mumpung cabe lagi murmer nih...yuukkk cabeholic
Kita bikin sambal buat dopping... buat menambah selera makan

Untuk resep yang pertama basicnya seperti sambel goreng kentang, cuman ada sedikit modifikasi diresepnya. Ada sedikit  tambahan saos tiram dan minyak ikan, karena ada sebagian teman- teman kita yang kurang suka/alergi terasi.


Sambal goreng Chef Hadiyatma


Bahan

*100 gr  cabe merah keriting
*5 buah cabe rawit merah
*1 buah tomat segar
*50 gr bawang merah
*2 siung bawang putih
*1 sdm saus tiram
*1 sdm minyak ikan
*1 sdt gula pasir dan garam
*2 lbr daun jeruk
*1 sdt penyedap rasa( optional)

Jangan lupa minyak sayur untuk menumis. 
Gimana... sudah siap semua bahannya ? Langsung aja yuk 'ntar keburu lapar...

Jumat, 20 November 2015

The Soldier : DJULIATIE SUTRISNO


Belanja online.
Kayaknya semua bisnis dah mengarah ke sana deh.


Buat kita-kita yang nggak suka window shopping, fasilitas belanja online menjadi favourite, kawan.


Mulai dari barang-barang mewah sampai tusuk gigi ada di sana, baik yang berasal dari negara antah berantah sampai yang, ternyata, ada di kampung tetangga !
 
Tinggal searching aja di browser kita, undangan untuk sekedar meng klik website mereka pun nggak memerlukan effort lebih untuk menerimanya lho.....


Toko online marak di dunia yang satu ini.

Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan,
Fasilitas bayar di tempat, penukaran barang, pengiriman super cepat... biiiuhhhhh.......
Bayarnya pun cukup tinggal main jemari !
Belum gajian ? Kartu kredit memberikan banyak sekali kemudahan !

Rabu, 18 November 2015

Kue Bulan - Budaya Leluhur Yang Terlupakan

Kue bulan ?
Mooncake ?
Wowwww.... ada resep baru nih ??
Perlu dicoba dong.....

Guys.... sorry dah mengecewakan yah.... Soalnya ini bukan tentang kue nya. Ini tentang budaya leluhur salah satu suku di tanah air, suku Tionghoa.


Satu hari,  Minggu, 27 September 2015.

Nggak banyak yang tahu, kalau malam itu, bulan purnama sedang berada di puncaknya, sahabat !
Bulan purnama paling besar dan paling terang sepanjang tahun lhoooo.....

Malam di mana saudara kita dari suku Tionghoa merayakan Mooncake Festival !

Di negaranya, hari Raya Zhong Qiu {Hok Kian : Tiong Ciu} ini, disebut juga sebagai Perayaan Pertengahan Musim Gugur, karena dirayakan pada pertengahan musim gugur, di mana saat ini para petani  merayakan hasil panen yang berlimpah.


Masih kental ingatan ini ke momentum perayaan itu puluhan tahun lalu. Ketika seluruh keluarga besar kakek berkumpul di bawah terang nya purnama, sobat.

Senin, 16 November 2015

Menjemput Sunset @ Alun Alun Tugu


Setelah tempo hari kita “uklam-uklam” alias jalan-jalan ke Alun Alun Malang dengan wajah barunya http://sanmar86malang.blogspot.co.id/2015/10/alun-alun-malang-new-icon.html, sekarang gantian kita jalan-jalan ke Alun Alun Tugu. 

Alun Alun Tugu atau kerap disebut juga Alun Alun Bundar nggak jauh kok tempatnya dari Alun Alun Malang. Naik motor cuman sekitar lima menit. Cukup dekat kan ?




Alun Alun Tugu ini letaknya cukup strategis. Disamping letaknya yang berada di tengah kota juga berdekatan dengan stasiun KA. Kotabaru dan bersebelahan dengan gedung pemerintahan dan sekolah. 


Tepat di sebelah selatan berdiri megah gedung Balaikota Malang, hotel Splendid Inn. 
Lantas disebelah barat adalah hotel Tugu (bangunan baru, dahulu rumah tinggal). Aula SKODAM. SMAN 1, 3, dan 4 (dahulu HBS/AMS) berada disebelah utaranya, serta gedung DPRD (bangunan baru, dahulu rumah tinggal).

Jumat, 13 November 2015

The Soldier : HERLAMBANG Hok Lay

Jember ?


Biuuhhhh..... bukan kota asing buat penulis, sobat. Secara berkala, kota yang masuk ke dalam kategori Hot Prospectus ini ada di dalam buku agenda.

"Mampiro ke Hok Lay !" saran beberapa sahabat alumni


Nama itu nggak asing dehhhh..... Congratulation, buddy !! Nggak banyak nama yang masih diingat lho..... apalagi dengan nama lain mu : HERLAMBANG. Anak IPS, lagi !

Sosok remaja putra bercelana seragam abu-abu tergambar dengan jelas dalam memory ini, sobat. Gaya bicaranya, bahasa tubuhnya, ekspresi wajahnya, bahkan senyumannya !


Herlambang, duduk nomor 4 dari kiri


Tapi apa masih tetap sama seperti tiga puluh tahun lalu yah?


Nggak pernah ada kesempatan untuk bertemu dengan lelaki yang satu ini, kawan, bahkan setelah puluhan kali berkunjung ke kotanya.

Sampai satu kali.......
Tiba-tiba saja sosoknya muncul, hanya sejauh jabatan tangan !



Herlambang alias Hok Lay !


Dan penulis pun terkesima beberapa detik
Dia masih Herlambang yang dulu, kawan !
Walau tampak jauh lebih dewasa, tentu saja
Kelelahan tergores jelas di raut wajahnya

Perjalanan panjang yang dilaluinya bersama sang waktu, mampu menghapus ingatan akan kenakalan masa remajanya.

Keringat yang tercurah
Air mata yang tertumpah
Seakan terkubur 
bersama raga perempuan yang mempertaruhkan nyawa nya 
demi putri tunggal mereka

Yahh...... Pengusaha kota kecil ini setia mendampingi kekasih nya melewati hari-hari terberatnya, sobat

Berada di sisinya
Mendekap nya erat di dalam perjuangan nya melawan sang penyakit
Mengusahakan segala cara demi ceria dan tawanya
Sampai akhirnya Sang Pemberi Hidup lah yang berkuasa

Sakit ? Kehilangan ? Terluka ?
Sudah pasti !

Tapi lelaki ini nggak berdiam diri, guys !

Hari-hari berikutnya masih menanti
Mentari masih tetap setia menyapa
Setiap pagi, tanpa bosan dan lelah

Nggak ada alasan lagi untuk tetap meratap !
Bangkit lagi !
Berdiri lagi !
Melangkah lagi !
Bersama sang buah hati .....


Soldier,

Hidup memang tidak pernah mudah
Setiap langkah yang diambil
Adalah penentu masa depan
Dan setiap jejak yang terukir
Bagaikan bait-bait sebuah pembelajaran
Bukan sebuah keputusan yang mudah
namun cinta dan tanggungjawab memantapkan pilihannya
  
The life must go on
Cause the future is there


Kehidupan terus berjalan
Karena ada masa depan di sana


Tetap bangkit, sahabat
Never ever give up

We love you
We support you

Rabu, 11 November 2015

My Diary : HELICOPTER VIEW

Jam 5 sore
Jam yang ditunggu semua karyawan di gedung bertingkat
Time to go  home !

Dan memang harus segera pulang, karena sebentar lagi, seluruh system electricity akan shut down. Lampu akan dimatikan, AC juga. Elevator pun akan berhenti beroperasi.

Hanya lantai tertentu yang akan tetap menyala, lantai dasar tempat nongkrong para penghuni siang gedung itu, karena adanya cafe 24 jam di sana, untuk mereka yang harus menyelesaikan pekerjaannya.

Dari lantai tertinggi, penulis menerima pesan di mobile nya, dari seorang kawan di lantai 3 gedung tersebut.

"Depan masih macet. 
Gak bergerak sama sekali. Padahal nanti ada janji bisnis. Bisa kehilangan proyek nih"
 
Macet ?
Sontak penulis melongok ke luar jendela.

Hmmmmm......
memang macet sih, tapi cuman beberapa meter aja kok. Ada sedikit kecelakaan di dekat tikungan. Setelah itu, lancar jaya!

Senin, 09 November 2015

Taman Kota Waduk Pluit Jakarta

Oleh : Didik Setiabudi

Rabu merah di bulan Oktober yang panas.......

Guru-guru sekolah libur,  anak-anak libur  dan juga semua rutinitas kegiatan hari ini. Passssss bangettttt.... 
Waktunya memanjakan diri dengan kembali menjadi anak remaja berseragam abu - abu putih dengan sepeda nya. Dan ngluyurisasi pun digelar ! 

Bersama seorang teman, kami pun membelah kota Jakarta. 
Hampir dua jam tersengat sinar matahari metropolitan tidak membuat kami berbalik arah.

Memuaskan rasa penasaran kami akan sebuah lokasi yang ramai dibicarakan media pasca penggusuran rumah-rumah di Kampung Pulo, kami pun meluncur ke lokasi.


TAMAN WADUK PLUIT,  
"Si Cantik" yang Bau Idola Warga Penjaringan

Itulah julukan yang diberikan oleh salah satu media nasional kita
Sebuah lokasi yang nggak pernah dilirik sebelumnya, sobat, mengingat kumuhnya lokasi ini sebelum bebebah, bukti nyata kepemimpinan yang baru.

Jumat, 06 November 2015

The Soldier : OEI YUN FIN


Sekelebat sosok seorang gadis anggun lewat dihadapanku... 

Sosok yang asing, 
namun kutahu sesama alumni Sanmar'86.

Selain kulitnya yang putih ternyata, 
rupawan pula parasnya.. 

Belakangan baru kutahu, 
Oei Yun Fin namanya. 
Cukup singkat namun gampang diingat. 

Setelah kenal, 
baru  tahu kalau si rupawan ini selain baik hati, 
ramah juga jauh dari sifat sombong, 
memel guyonnya 
dan selalu riang pembawaannya.

Menyelesaikan kuliahnya di Peternakan Universitas Brawijaya lewat jalur prestasi, atau PMDK, di jamannya dulu, wanita ini mengaku "nggak sengaja", karena dimulai dari jurus "coba-coba"

Gak sengojo milih jurusan iku..."  

Rabu, 04 November 2015

Sebuah Warisan Generasi Sanmarita

Terinspirasi oleh : Didik Setiabudi

Sebuah tayangan televisi dari salah satu merk susu kental manis ternama akhir - akhir ini, menarik perhatian penulis.

Dibuka dengan adegan seorang nenek yang meminta bantuan cucu nya untuk melakukan sesuatu di gadget nya, yang diakhiri dengan lirikan nakal sang cucu : "Gitu aja nggak bisa"

Membuat para penonton pun tersenyum.
Bahkan mungkin juga beberapa dari kita ya guys......

Anak-anak sekarang jauh lebih memahami internet dibandingkan generasi sebelumnya lho.....
Beberapa bayi diperkenalkan dengan gadget bahkan sebelum mereka belajar jalan !!

Nggak heran, mereka "lebih dekat" dengan perangkat yang satu ini dibandingkan dengan orang-orang di sekitar mereka, bahkan dengan orang tua mereka. Mereka belajar menulis, berhitung, berpikir, bahkan berlari dengan teknologi yang satu ini.

"Sambil bermain," kilah salah satu pencipta permainan di dunia itu.
Tanpa merepotkan orang tua nya, tentu saja, gadget merupakan solusi bagi setiap keluarga muda yang nggak rela waktu mereka disita oleh sang buah hati dengan menemani mereka bermain.

Senin, 02 November 2015

SUROBOYO - The Rising Star

SURABAYA - kota kedua terbesar di Indonesia setelah Jakarta.

Cak dan Ning SUROBOYO
Ikan Sura dan Buaya
Wayang kulit nya
Mesjid Agung nya
Jajanan pasarnya

Budaya Jawa nan agung
Keharmonisan dengan sesama
Sungguh terpelihara dengan sempurna dari generasi ke generasi di kota ini, sobat

Globalisasi boleh masuk
Liberalisme boleh menyerang
Tapi arek-arek Suroboyo dengan tekad bulatnya yang melegenda, sanggup memagari kampung halamannya.

Nggak heran,  mencari tujuan makan di kota ini bareng masyarakat international ( kalo nggak bisa dibilang bule ), bukan lah merupakan sebuah tugas ringan, kawan.