Rabu, 11 November 2015

My Diary : HELICOPTER VIEW

Jam 5 sore
Jam yang ditunggu semua karyawan di gedung bertingkat
Time to go  home !

Dan memang harus segera pulang, karena sebentar lagi, seluruh system electricity akan shut down. Lampu akan dimatikan, AC juga. Elevator pun akan berhenti beroperasi.

Hanya lantai tertentu yang akan tetap menyala, lantai dasar tempat nongkrong para penghuni siang gedung itu, karena adanya cafe 24 jam di sana, untuk mereka yang harus menyelesaikan pekerjaannya.

Dari lantai tertinggi, penulis menerima pesan di mobile nya, dari seorang kawan di lantai 3 gedung tersebut.

"Depan masih macet. 
Gak bergerak sama sekali. Padahal nanti ada janji bisnis. Bisa kehilangan proyek nih"
 
Macet ?
Sontak penulis melongok ke luar jendela.

Hmmmmm......
memang macet sih, tapi cuman beberapa meter aja kok. Ada sedikit kecelakaan di dekat tikungan. Setelah itu, lancar jaya!

Dan penulis pun memutuskan untuk langsung pulang, karena ada agenda lain yang nggak bisa ditunda.

Kawan,

Kadang kita perlu berdiri lebih tinggi lagi untuk dapat melihat ke depan. Helicopter View.

Tempat kita berdiri itu yang akan membuat perbedaan cara kita berpikir, sobat. Karena apa yang kita pikirkan itu timbul dari apa yang kita lihat.


Sama seperti ketika kita terjebak di dalam kemacetan, di mana kita berada di dalam tingkatan yang sama dengan kemacetan itu.

Bayangkan bila kita berada di belakang kemudi bis yang lebih tinggi dari posisi kita saat itu.

Akibatnya ?
Reaksi kita pun akan berbeda menghadapi kemacetan tersebut.


Tempat kita berdiri ini lah yang membuat perbedaan nyata antara pemikir sempit, pemikir kebanyakan, dan pemikir raksasa, sobat


Kabar baiknya adalah : kita bisa memilih mau berada di level mana !
Luar biasa !

Sekali lagi, karena hidup adalah pilihan !

Konsumsi untuk otak kita, itulah yang membentuk kita, guys !
Itulah yang menempatkan kita di tingkatan mana kita berada sekarang.


Berita-berita selebritis, gosip, infotainment, soap opera.
Atau berita dunia, krisis ekonomi global, politik ?
Bahkan mungkin buku-buku motivasi, biografi, inspiratif ?
Yang mana pilihan kita ?

Ketika ada apel jatuh, si pemikir sempit akan bertanya "Siapa yang kejatuhan apel yah?"

Sementara pemikir kebanyakan akan bertanya "Apa sudah musim apel ?"

Dan seorang pemikir raksasa akan menanyakan "Kenapa apel jatuh ke bawah dan bukan ke atas ?"
Sir Isaac Newton pun menemukan teori gravitasi !!

Guys.....

Terlalu berlebihan rasanya kalau kita berharap menjadi seorang penggagas sekelas Sir Isaac Newton atau "sang penemu" lainnya.

Tapi kita bisa memiliki pikiran raksasa lhoooo.....
Dan memiliki pikiran raksasa selalu menimbulkan gairah dari hari ke hari.

Ketika ada mobil baru di garasi tetangga, seorang pemikir sempit akan bertanya,
"Dapat dari mana dia yah?"

Sementara si pemikir rata-rata akan mencari informasi, "Berapa harganya?"

Pemikir raksasa ?
Dia langsung berhitung dan menyusun rencana, kapan bisa mendapatkan mobil seperti itu.

Bagaimana bila ada anggota keluarga kita yang terlambat pulang ?
Bila anak-anak nggak menuruti perkataan kita ?
Kalau pembantu bolak balik mudik ?
Dan banyak situasi lain dalam kehidupan kita sehari-hari, sobat

PIKIRAN SEMPIT akan menghasilkan GOSIP.
PIKIRAN SEDANG akan menghasilkan PENGETAHUAN.
PIKIRAN BESAR akan menghasilkan SOLUSI

Di manakah kita ?



Ketiga jenis pikiran ini ada di dalam setiap otak kita.
Pikiran mana yang lebih mendominasi kita
begitulah apa yang dihasilkannya.



 Pemikir raksasa mendiskusikan gagasan
Pemikir kebanyakan mendiskusikan peristiwa
Pemikir sempit mendiskusikan orang
( Eleanor Roosevelt )

2 komentar: