Senin, 02 November 2015

SUROBOYO - The Rising Star

SURABAYA - kota kedua terbesar di Indonesia setelah Jakarta.

Cak dan Ning SUROBOYO
Ikan Sura dan Buaya
Wayang kulit nya
Mesjid Agung nya
Jajanan pasarnya

Budaya Jawa nan agung
Keharmonisan dengan sesama
Sungguh terpelihara dengan sempurna dari generasi ke generasi di kota ini, sobat

Globalisasi boleh masuk
Liberalisme boleh menyerang
Tapi arek-arek Suroboyo dengan tekad bulatnya yang melegenda, sanggup memagari kampung halamannya.

Nggak heran,  mencari tujuan makan di kota ini bareng masyarakat international ( kalo nggak bisa dibilang bule ), bukan lah merupakan sebuah tugas ringan, kawan.

Kebiasaan yang berbeda dan selera yang nggak sama, seringkali menjadi sebuah tontonan bagi sebagian besar masyarakat kita. Bahkan, di detik pertama menginjakkan kaki di tanah pertiwi dari atas kendaraan pun, puluhan pasang mata langsung nancep, yang tentu saja, menimbulkan ketidaknyamanan bagi mereka, guys !


Dan ketidaknyamanan itu akan semakin parah bila mereka nggak bisa menikmati apa yang mereka cari untuk sekedar bersantai ria itu.

Ssssstt..... sedikit bocoran nihhhh.....

Mereka pun menyukai sambal kok.
Masakan Indonesia selalu jadi favourite mereka.
Beberapa dari mereka malah memilih petis dan teman-temannya !

Yang membuat mereka berbeda dari kebanyakan kita adalah cara mereka makan, sobat !
Laaaammmaaa bangeeetttt.....

Nyendok sesuap, ngobrol nya lima menit, terus minum dan ngerokok. Baru dilanjut lagi !! Biuhhhhh..........
Nggak heran, untuk acara makan nasi timbel sepiring aja bisa makan waktu dua jam !

Itulah yang membuat agenda makan selalu menjadi agenda utama di setiap waktu luang mereka.

Tempatnya ?



Guys..... ini Surabaya ! Bukan Jakarta !!
Surabaya bukan pusat bisnis !
Bahkan kedutaan besar yang ada di kota ini pun bukan kantor utama mereka. Dan itu yang membuat tempat makan untuk kalangan ini amat sangat terbatas !!

Mencoba mengikuti saran seorang sahabat, kami pun meluncur ke salah satu pojok kota ini. Surabaya Town Square, SUTOS

Disambut oleh jajaran pohon beratapkan langit malam, keakraban antar pengunjung langsung menyeruak. Didukung dengan tata letak interior yang sempurna, benar- benar surga bagi penggila nyangkruk !

Bergaun malam nan parlente, maupun hanya bersandal jepit dan berkaos tanpa leher,  nggak menghalangi mereka menikmati alunan musik yang akrab menyapa.

Sementara hidangan nya?


Sedikit ragu, kami pun melangkahkan kaki. 

Dan ternyata.....

Banyak branded kuliner international, dari Melayu sampai Western, dengan mudahnya ditemui di sini, sobat !

Mulai konsumsi anak-anak sampai minuman beralkohol, bersanding akrab seperti layaknya sebuah keluarga.

Dari jajanan pasar sampai ikan mentah yang langsung disajikan pun ada !

Yang ala Bu Pertiwi ?

D'kampoeng hadir menyuguhkan hidangan nusantara, lengkap dengan nuansa desa kita !!!

Luar biasa !!

Inilah sudut kota Surabaya, kawan !!

Surabaya yang "menjawa" , dengan budaya yang masih kental, ternyata sanggup menghadirkan suasana mancanegara !!

Sulit dipercaya !

Tapi itulah kota ini
SURABAYA
Sang perawan yang mulai berdandan
The Rising Star
Yang layak diperhitungkan
Oleh para investor asing


Pertahankan budayamu, sobat !
Seperti yang kau lakukan 70 tahun lalu
Ketika mempertahankan kota ini

Dan tetaplah menjadi Indonesia
tanpa perlu menutup diri terhadap bangsa lain






Tidak ada komentar:

Posting Komentar