Selasa, 12 April 2016

Pojok Pustaka : Mengapa Berteriak ?

 Diceritakan ulang oleh : Didik Setiabudi

Ketika bunda Teresa memandikan anak gelandangan di tepi sungai Gangga, Ia melihat ada keluarga yg sedang bertengkar, saling berteriak. 

Ia berpaling ke murid-muridnya & bertanya: 
"Kenapa orang suka saling berteriak kalau sedang marah?" tanya bunda Teresa.

Salah satu menjawab: "Karena kehilangan sabar, kita berteriak."

"Tetapi, kenapa harus berteriak pada orang yg ada di sebelahmu? Kan, pesannya bisa juga sampai dengan cara halus?" tanyanya kembali.

Murid-murid saling adu jawaban namun tidak ada satu yang mereka sepakati.

Akhirnya sang bunda bertutur: 
"Bila 2 orang bermarahan, hati mereka sangat menjauh. 

Untuk dapat menempuh jarak yang jauh itu, mereka harus berteriak agar terdengar. 

Semakin marah, semakin keras teriakan karena jarak kedua hati pun semakin jauh."
 
"Apa yang terjadi saat ada dua insan jatuh cinta?" lanjutnya.


"Mereka tidak berteriak satu sama lain. 
Mereka berbicara lembut karena hati mereka berdekatan. 
Jarak antara kedua hati tidak ada atau sangat dekat."

Setelah merenung sejenak, ia meneruskan. 
"Bila mereka semakin sedang saling mencintai, apa yang terjadi? 
Mereka tidak lagi bicara. 

Hanya berbisikan & saling mendekat dalam kasih-sayang.  Akhirnya, mereka bahkan tidak perlu lagi berbisikan. Mereka cukup saling memandang. 
Itu saja. 

Sedekat itulah hati dua insan yang saling mengasihi."


Bunda Teresa memandangi murid-muridnya,
mengingatkannya dengan lembut: 

"Jika terjadi pertengkaran, 
jangan biarkan hati menjauh. 
Jangan ucapkan perkataan 
yang membuat hati kian menjauh. 
Karena jika kita biarkan, 
suatu hari jaraknya tidak lagi bisa ditempuh."...        



So, Sanmarita

Alih-alih menghabiskan tenaga untuk berteriak
Ambil waktu untuk berpikir yuk...

Seperti anak kecil yang bermain bersama lagi
Setelah pertengkaran mereka






Tidak ada komentar:

Posting Komentar