Wabour...
kukenang dikau lewat gubahan puisi indahmu...
Untaian kata yang mendayu hati
sehingga kawan lama menjadi kawan baru..
yang serasa jauh terasa dekat...
celoteh kata seolah tabu pun
jadi lelucon bersama...
canda deraimu adalah bayangmu yang lekat
seolah hadir di ruang waktu...
kawan,
terasa rindu dengan balasan puisi
yang manis menuntun pikir dan jiwa....
kawan..
hanya puisi dan doa
yang bisa kami berikan
semoga mengiringi langkahmu
pada Kerahiman Bapa...
Selamat jalan Kawan...
Bahagialah dalam pangkuan Bapa
( Yohana Papit )
Bait bait puisi di atas kembali membuka luka di hati ini
Luka yang sempat dibalut oleh Kasih Nya sehari sebelum nya
terasa tersayat lagi
Layaknya pertama kali mendengar berita kepergiannya di pagi hari sebelum nya.
Tandio Darmawan
Wha Sing
Kami kenal dengan nickname Wabor
Seharusnya aku kenal dia sedari SMA
Ingatan bodoh ku menghapus kenangan itu
Setelah lebih dari dua puluh tahun
Perkenalan berikut nya bagai kan menemukan seorang kawan baru
Ditemui di kota nya, Wlingi Blitar, ayah dari 3 orang anak ini menyapa ku dengan sopan dan penuh tata krama.
Bahasanya yang teratur seakan bukan dia yang sering nyeletuk iseng di group.
Masih teringat
betapa vulgar bahasa nya di sana
Apa adanya
Tanpa kepura-puraan atau kemunafikan
Tapi justru itulah yang membuat nya menjadi tokoh yang kontroversial
Pro dan kontra antar teman
terasa jelas di sana
Like and dislike
Bukan sesuatu yang dihindari nya
Lelaki yang tampil apa adanya ini
Tidak memperdulikan apa kata orang
Yang dia perdulikan hanya keluarga nya
Yang dia perdulikan hanya kehidupan nya
Dua tahun sudah
bapak pecinta burung aduan ini berjuang
melawan penyakit nya
Kamis, 18 Juli 2019 dini hari
Akhirnya dia menyerah
Meninggalkan istri yang setia mendampingi nya
Meninggalkan seorang putra
yang harus menjadi pengganti nya
Meninggalkan kedua putri cilik nya
Semua teman terpana
Terdiam seribu bahasa
Semua rekan terpaku
Antara percaya dan tidak
Bagaimana mereka bisa percaya ?
Dia masih membuat kami tertawa
justru ketika dia sedang merasa sendiri
Dia masih membuat kami tersenyum
justru ketika dia sedang merasakan sakit nya
Dia masih membuat
beberapa dari kami tersipu malu
Ketika dia terbaring tak berdaya
di atas tempat tidurnya
Tandio, Tandio
Terlalu singkat kami mengenal mu
Terlalu dangkal kami mengerti engkau
Terlalu sedikit yang kami pelajari dari mu
Kesederhanaan mu
Kerendahan hati mu
Keberadaan mu
Kehadiran mu
Terbungkus dalam canda dan tawa belaka
Membungkus rapi kepedihan mu
Menyembunyikan luka hati mu
Nyatanya,
Tuhan mencintai mu lebih daripada kami
Pulanglah dalam damai, sahabat
Terbang lah bersama para malaikat
Menuju tempat mu yang sesungguhnya
Kau akan tetap hidup dalam hati kami
Celetukan mu akan tetap menari
di telinga kami
Sampai tiba saat nya nanti bagi kami
Berkumpul kembali bersama
We love you, brother
We always love you