Ibarat seperti ungkapan "tidak ada angin, tidak ada hujan" alias ujug-ujug bin no planning, begitulah yang terjadi. Hari itu, hari Minggu, dapat kabar. Entah, sms atau telpon ya ? Lupa ! Yang pasti kabarnya dari mbakyu Erna. Dia bilang nanti siang anak-anak mau ngumpul di Dempo, tempat biasa. Kalau tempat biasanya nggak ada yang lain pasti "Pangsit Mie Dempo".
Iyes ! Pangsit Mie Dempo memang tempat "nggedabrus", tempat "kongkow", konco-konco sanmar. Tempat yang kerap disinggahi sekedar "say hello" biar
enggak "kepaten obor", jarene simbah. Dengan sering bertemu akan menjaga tali silaturahmi, begitu kata beliau. "Kemistri" pertemanan akan selalu mengalir, mengalir seperti aliran listrik ... selalu menyala alias always on ... juga mengalir seperti air Bengawan Solo ... sampai jaaauuuh (#nyanyi.lagu.Bengawan.Solo) ... akhirnya ke laut ... (tanggung, berenang aja sekalian, segerrr ...)
enggak "kepaten obor", jarene simbah. Dengan sering bertemu akan menjaga tali silaturahmi, begitu kata beliau. "Kemistri" pertemanan akan selalu mengalir, mengalir seperti aliran listrik ... selalu menyala alias always on ... juga mengalir seperti air Bengawan Solo ... sampai jaaauuuh (#nyanyi.lagu.Bengawan.Solo) ... akhirnya ke laut ... (tanggung, berenang aja sekalian, segerrr ...)
Pangsit Mie nyemek-nyemek ditambah sandingane es moka .... huaduh biyung ... jan wenak tenan. Bener-bener bikin lupa daratan ! Lupa daratan lho ya ... jangan sampai lupa ingatan, bisa-bisa dibawa ke RSB nya jeng Erni ... wkwkwkkkk. Monggooo, kami lanjut dulu santap siangnya. Es moka ne uwes awe-awe njaluk diseruput ... sllrrrp )))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar