Rabu, 26 Agustus 2015

Sebuah Catatan Perjalanan

BOGOR

Kota yang terlupakan

Sedari ada tol jagorawi, penghubung kota metropolitan dengan tempat peristirahatan warga ibukota di Puncak ini, Bogor seakan hanya sebuah nama yang tertera di gerbang tol, sebagai penunjuk jalan belaka, kawan !!

Ngapain ke Bogor ?
Macet, lageeee...........
Asinan Bogor dah banyak dijual di kota lain kok !

Dan banyak pernyataan negatif lainnya, membuat siapapun enggan turun di kota ini, guys !

Kota yang terkenal dengan sebutan kota sejuta angkot, saking banyaknya angkutan kota di sini !

Dalam sebuah kesempatan, terdorong pula oleh kenangan dari masa kecil dulu, penulis pun meluangkan satu hari di kota hujan ini. Oleh-oleh nya? Sebuah catatan perjalanan.............

Bersama seorang kawan, hari itupun tiba !

Istana Bogor dengan rusanya yang amat sangat bersahabat.



Tanya punya tanya, ternyata, kehidupan rusa di halaman Istana Bogor sudah sejak 1808 lho guyssss..... dimulai oleh seorang  Gubernur Jenderal Belanda yang memimpin saat itu yang pertama kali membawa rusa totol (axis axis) dari Nepal sebanyak enam ekor.

Wow.... sudah lebih dari 200 tahun itu rusa ada di sana dan berkembang biak !

Bila dibiarkan, populasinya mungkin sudah sama ama penduduk kota itu sendiri.

Itu sebabnya, konon, populasi rusa ini dijaga di angka seribu aja, nggak kurang, nggak lebih !


Pusat Pendidikan Militer Zeni sebagai pusat pendidikan Angkatan Darat, merupakan tujuan kami selanjutnya.

Sebuah kesatuan yang  merupakan kesatuan standar militer di seluruh dunia karena perannya dalam pertempuran sejak zaman purba, karena pada intinya fungsi bantuan tempur Zeni adalah bersifat improvisasi, insidentil, dan menggunakan standar teknik yang khusus dikualifikasikan pada Satuan Zeni

Denger-denger sih, di asrama militer yang ada di Bogor ini, personil dari ketiga kesatuan di TNI disatukan di dalam sebuah kompleks lho !!
Sebuah jejak patriotik tentara kita di masa lalu, sobat

Luar biasa !

Sayang penulis kekurangan waktu untuk berkunjung ke sana


Berikutnya.....

Pusat Pengendalian Banjir Katulampa,
di mana jutaan penduduk Jakarta bergantung padanya !!

Nggak kebayang kan, kalau ada orang Bogor yang iseng memutar pintu airnya..... Jakarta bakal tenggelam !!! Hiiiii...........

Pertanyaan "nakal" pun menyelinap.
Kenapa masyarakat Bogor nggak iseng yah?

Selidik punya, keliatan banget kalau masyarakat Kota Bogor ini terbagi ke dalam dua jenis, yaitu masyarakat asli yang masih mempertahankan Kebudayaan Sunda dan masyarakat kota yang mulai mengembangkan budaya perkotaan namun masih mendapat pengaruh Budaya Sunda akibat intensnya interaksi antar masyarakat.

Dan mereka hidup berdampingan, sehingga saling menjaga satu sama lain ! Cermin keragaman bangsa ini, sobat !

Tujuan selanjutnya adalah mencoba mencari jajanan pasar masa kecil dulu : Tape Uli !!

Yahhhh..... tape uli adalah tape ketan hitam yang dimakan bareng kue ketan, sobat.

Sayang, tampaknya makanan ini udah nggak digemari lagi oleh generasi sekarang, yang berbuntut pada kurangnya profit dari sang penjual, sehingga setelah memutari kota ini lebih dari 3 kali, bahkan melalui jalan-jalan kampung, penulis pun menyerah !

Namun nggak berhenti sampai di situ !
Masih ada camilan kampung lainnya lhoooo.....
Kacang kapri !!

Berdampingan dengan kacang tanah yang selama ini kita kenal, di Bogor, para petani kacang membudidayakannya secara turun temurun, sobat, membuat kacang ini mendapat julukan kacang Bogor.

Banyak kacang kapri dijual sebagai camilan kering yang diolah dengan mesin, namun berada di kota ini, rasanya belum lah lengkap bila nggak mencicipi nya langsung dari sang penjual dengan sentuhan tradisional .

Kemudian, tentu saja, asinan Bogor !!
Nggak boleh nggak dehhhh.... WAJIB hukumnya !

Kuah pedasnya
Irisan bengkoangnya
Serutan mentimun nya
Wortel nya

Sayur asin nya
Krupuknya
Kacang tanahnya
Bahkan kacang tumbuknya

Hmmmmm......

Benar-benar sensasi yang luar biasa, sobat !

Begitu sempurna !!
Sayang kalau dilewatkan begitu saja

Tanpa terasa, matahari pun lelah
Senja pun menggantikannya
Dan kami harus mengakhiri perjalanan di hari itu


Tanpa bermaksud promosi, Roti Unyil "VENUS" (Venus adalah nama toko pembuatnya) pun menutup perjalanan kali ini.

Roti yang memiliki banyak pilihan varian rasa, dengan teksturnya yang lembut, rasanya lezat, bentuknya lucu dan ukuran yang bagi sebagian orang (laki-laki terutama) sekali "capluk" ini, pas banget buat pengganjal perut, sekaligus menjadi buah tangan wajib yang harus dibawa pulang saat kita berkunjung ke Kota Bogor.

BOGOR
A Romantic Little Village,  
Kota kecil yang romantis
adalah julukan yang diberikan Sir Stamford Raffles untuk kota ini

Bukan berlebihan sobat
Fasilitas kota besar
Dengan gaya hidup pedesaan
membuat kota ini menjadi kota yang tidak terlupakan
Dahulu, sekarang, dan nanti


 Ini perjalananku, sobat
Mana perjalananmu ?
Kissess......










Tidak ada komentar:

Posting Komentar